Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Aku Lemah Tanpamu : Cerita Usang dan Catatan yang Terbuang

Baca Kumpulan Cerita Tentang Cinta dan Sebja Pudar


Cerita Jeritan Hati: Berawal dari dunia maya aku bertemu dengan dirinya. Ia adalah salah satu dari sekian banyak pengagum rahasiaku. Pertama memang biasa saja, tidak ada rasa apalagi suka.

Entah mulai kapan perasaan aneh itu mulai tumbuh dalam hati memenuhi jiwa. Hari itu ada satu akun aneh di facebook yang selalu hadir memberikan komentar pada setiap postingan yang aku buat.

Normal sih memang, seperti para fans garis kerasku lainya. Tapi tidak lucunya adalah aku merasa nyaman dengan akun yang satu ini. Kok merasa seolah sudah kenal lama.

Ah dengan susah payah kubuang jauh-jauh perasaan itu. Aku tidak mau terjebak dalam halusinasi menyebalkan. Lagi dan lagi akun itu selalu nongol dan nongol bikin dongkol.

Tahu kenapa alasanya? Aku sendiri jujur saja tidak tahu. Satu hal yang pasti rasa rindu mulai tumbuh subur dalam hati.

"Apa aku jatuh cinta?"

Tidak... Aku tidak menginginkan itu sama sekali. Sayangnya semesta sedang bercanda. Akhirnya aku benar-benar terjatuh terjerembab oleh semua sapa manjanya.

Sehari saja tidak mendengar kabar tentang dia, ada yang kurang. Ada yang... Ah gimana menulisnya? Sudah untuk disebutkan dengan kata-kata.

Bibir mungil cemokot, tatapan manja menggoda mampu membuat akal warasku benar-benar berantakan. Apa aku sudah gila? Tidak....

Sekali saja lihat aku sebagi penulis bukan pribadi? Itulah yang selalu aku katakan. Nyatanya apa? Kini justu aku ingin dilihat sekali saja sebagai pribadi oleh satu mahluk misterius bernama wanita.

Ya memang sih aku dan dia belum bertemu secara langsung. Hanya lewat foto-foto dari profil dan chat saja. Untuk kamu yang merasa di sana. Semoga baik-baik saja.

Kini aku lemah tanpamu dan kamu harus tanggung jawab untuk semua itu. Catat

Pertemuan pada Suatu Senja


Seiring berjalannya waktu aku dan kamu semakin intens menyapa. Malam menyapa, pagi bertanya kabar, siangnya bersenandung riang dan senja semakin mesra. 

Perasaan itu tumbuh meski berkali-kali aku bunuh. Hari-hari laksana mimpi, berhiaskan panggung canda dan tawa. Kita lupa siapa yang memulai hingga tanpa sengaja mengutarakan perasaan. 

Aku dan kamu memutuskan sepakat untuk perasaan yang sekarat. Di group whatsapp, di media sosial, di platform menulis dimana ada aku selalu ada kamu. 

Rindu kian menggunung dan tidak bisa terbendung lagi. Dunia seakan milik kita berdua. 

Hari itu, pada suatu senja udara di Malang berhembus dingin. Entah apa yang merasuki aku tiba di depan rumahmu.

Suasana pedesaan yang begitu khas dan menentramkan. Kamu begitu gugup menyambut diriku. Justru putrimu yang banyak bicara, walaupun sesekali tersirat takut.

Pelangi Tercipta dari Bahagia dan Berbagai Air Mata 


Sederhana tidak ada karpet merah atau ceremony mewah. Bahkan sedikit yang tau. Rasa bahagia saat aku jadi imamnya dan kamu menjadi makmum.

Kita melangitkan doa-doa terindah, harapan dan impian. Sepi menyatu api suci diberkati, kita melintasi sembilan samudra pelangi melenakan. 

Musim kemarau berganti hujan, punggung kerap kamu buat encok. Mungkin karena usiamu lebih tua dan berpengalaman, hidupku seakan sempurna. 

Bagaimanapun keadaanmu, aku mencintaimu dan cintaku padamu adalah percampuran kebahagiaan sekaligus sedih. Kita bukan hanya meraih bahagia tapi juga berbagi air mata.

Ia apalagi kamu yang suka menagis di kamar mandi tanpa alasan. Wajah keibuanmu menggemaskan. 

Paling lucu tentang kamu selalu bilang malu akan sembulan lemak di perutmu. Apa ada yang salah? 

Rasanya ingin aku hentikan waktu itu, agar kita tetap bersama, berlama-lama dalam manja. Keadaan memaksa aku pulang ke jakarta untuk memperjuangkan semuanya. 

Senja Pudar Tersebab Ketidakpercayaan dan Ketakutan 


Apa kamu masih ingat saat menangis diperlukanku? Aku hanya pulang bukan pergi berperang. Kamu sepertinya tidak ingin jauh dariku.

Apa kamu masih ingat saat tulisanku banyak typo? Kamu selalu cerewet mengingatku, tidak pernah bosan selalu ada. 

Sayangnya saat aku berjuang untuk kita, rasa tidak percaya membuatmu membunuh segalanya. Hingga akhirnya kamu memilih tidak lagi bersedia. 

Jujur aku sama sekali tidak percaya setelah apa yang kita lakukan, kamu begitu mudah meninggalkan. 

Teruntuk kamu yang suka menangis di kamar mandi, dimana pun kamu berada saat ini. Kamu tau aku lemah tanpapmu.

Aku masih di sini, di tempat yang sama. Menulis cerita tentang kamu dan senja yang mulai pudar. Puas? 

5 comments for "Aku Lemah Tanpamu : Cerita Usang dan Catatan yang Terbuang "

  1. Semoga ini fiksi yaa, Pak Guru 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu fiksi kok he he. Emm mau menulis fiksi kah?

      Delete
  2. Ini menceritakan melukiskan menggambarkan kisah derita hati orang lain hiyaaahaa haaa

    Tanggung jawab! 😂

    ReplyDelete
  3. Ini menceritakan melukiskan menggambarkan kisah derita hati orang lain hiyaaahaa haaa

    Tanggung jawab! 😂

    ReplyDelete