Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Cinta Terlarang Ini Dosa Siapa?

Novel Cinta Terlarang Ini Dosa Siapa? 




Prolog 

Apa artinnya cinta jika pada akhirnya jatuh terjerembab kelembah nestapa? Adalah saat hati seperti ranting pohon yang bercabang. Bila salah satu ranting itu patah, ia akan menderita namun tidak akan mati. Cinta yang tumbuh dari orang-orang membenci. Lantas, cinta terlarang ini dosa siapa? Jawab! 



Jakarta, Akhir November  


Baru saja Alena menyalakan laptopnya ketika terdengar suara nyanyian disusul derai tawa gadis kecil Dita malaikat kecilnya. Ia menyetel mp3-nya dan petikan suara gendang Dangdut Koplo mengalun merdu lagu Edan Turun.

Derai tawa Dita masih keras mengalahkan suara audio Mp3-nya. Berisik. Diliriknya jam dinding ternyata sudah pukul 11 malam. Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan malam ini. Alena menghela napas.

Diperiksanya beberapa file. ia harus membuat production book untuk variety Show. Rapat produksi tadi siang memutuskan bahwa program variety Show Liga Dangdut Indonesia di Stasiun TV tempat ia bekerja sebagai creative director akan membuat tayangan kolaborasi musik dangdut dan tari tradisional.

Besok siang rapat lagi membahas rancangan produksi yang harus ia selesaikan malam ini. Namun, bagaimana ia bisa bekerja dalam suasana berisik seperti ini? Mendadak konsentrasinya buyar.

"Bisa gak volumenya dikecilin?"

Teriak Alena ke arah kamar Dita putrinya itu. Untuk beberapa saat ia menunggu namun tidak ada reaksi. Suara senandung dan derai tawa itu makin keras membuat Alena berubah marah. Darah berdesir mengalir membanjiri memenuhi otaknya.

"Agra, aku lagi kerja. Brisik!!" Alena mendelik di muka pintu kamar dengan mata seolah terbakar.

Agra suaminya berhenti bernyanyi dan menurunkan buku dongeng di tanganya. Dita juga berhenti derai tawanya.

"Mama, kok kerja terus sih?" sela Dita tanpa dosa.
"Jangan banyak bicara Dita. Lihat jam berapa sekarang? Cepat tidur besok sekolah!"

Gadis kecil 12 tahun berambut lurus itu ketakutan. Ia membenamkan kepalanya di balik guling ketika Alena hendak mencium keningnya. Agra menghela napas merapatkan selimut Dita, lalu bergegas meninggalkan kamar.


"Kamu ajari Dita hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan anak kecil!"
Suara Alena mengelegar tinggi setelah mereka diruang tengah memecah keheningan malam.


Matanya memanah menghunjam melesat tepat tengah mata Agra. Lelaki sabar yang pandai mengendalikan emosinya itu balik menatap Alena yang mana ucapannya seringkali merobek-robek wajah menebas habis harga dirinya.

Menantang. Andaikan di indonesia tidak ada hukum pasti sudah ditampar dan di injak-injak istrinya itu.

Hal yang pertama dilakukan Agra setelah 12 tahun lebih menikah bersama Alena. Mungkin kesabaran orang itu ada batasnya.

"Oya? Coba katakan padaku, apa yang menurutmu baik kuajarkan pada Dita? Kamu sendiri tak ada waktu untuk mengajari anakmu, bukan?"

Alena menghembuskan nafas dengan keras dalam hatinya berkata Dita itu bukan anakmu. Tidak menyangka Agra yang begitu bodoh mencintainya selama ini akan menjawab kata-katanya setelah dua belas tahun menikah.

Tergesa ia mematikan audiao Mp3-nya, menutup file-file lalu mematikan Laptopnya. Buru-buru ia melangkah ke kamar, "aku butuh ketenangan untuk menyelesaikan pekerjaanku malam ini."

Alena memasukan pakaian dalam travel bag, "Dita itu anakku dan aku tidak suka kau ajak bernyanyi setiap malam hingga ia terlambat tidur."

"Anakku juga, 'kan?"

Alena menatap Agra sekilas, lalu bergegas menuju garasi. Mengeluarkan mobil dan berlalu bersama malam yang mengelinding muram temaram. Betapa sombong lagi angkuhnya diriku meniti titian cinta berlumuran kebohongan dan kenistaan.

Janur Ajur, Dia Cinta Pertamanya


Sejak pertama kali bertemu di bangku sekolah, itulah pertama kali Agra mengaguminya. Sosoknya yang ideal, wajahnya yang berseri seperti mentari pagi,kulit putih orentalis, body seperti gitar spanyol, sikapnya yang energik dan penuh percaya diri.

Bukan hanya itu, ia juga sangat pintar, tiga besar disekolah selalu disabetnya. Selain pintar secara akademis ia juga suka seni .

Agra  selalu menunggu hari minggu pagi. Saat dimana mereka  bertemu dalam ekstrakulikuler musik. Dia bermain alat-alat musik bersamanya  dan tidak jarang mereka bernyanyi bersama.



Gadis itu bernama Alena, hampir segala cara Agra lakukan agar ia mau membalas cintanya namun semua sia-sia. Ia tidak pernah memberinya  jawaban dan berlalu begitu saja tidak dianggap.

Bahkan meninggalkan seulas senyum yang sering singgah dalam mimpi-mimpinya pun tidak. Sampai bangku kuliah memisahkan mereka, Agra masih memimpikanya.

Mencari keberadaanya dan menunggunya. Cinta memang buta. Kesetiaan memang menyakitkan Jendral.

"Kamu disini Agra?" Sapaan itu mengejutkannya  suatu senja, beberapa tahun kemudian setelah ia mulai letih mencari. Agra sedang hang out di kafe saat itu bersama teman-teman seniman ketika seorang gadis menghampirinya dengan wajah berseri ramah.


Gayanya masih energik dan penuh percaya diri. Baju semiformal yang di kenakanya membuat ia nampak anggun dan dewasa. Sepertinya senja itu ia baru pulang dari kantor. Apa Agra  tidak salah lihat? Alena senyum-senyum padanya sikapnya salah tingkah.

"Kenapa kamu tidak pernah bilang tinggal di Jakarta?" ujarnya lagi membuatnya  bingung. Bagaimana mau bilang selama ini ia  letih mencarinya. Tuhan, rupanya mengerti kegelisahan hatiknya sehingga mempertemukan Agra  dengan Alena di kafe itu.

"Sibuk apa sekarang Agra?" Lalu pembicaraan hanggatpun mengalir.

Mereka saling bertukar cerita, Agra bercerita tentang komunitas menulis  yang akhirnya menemukan jati diri oleh karena itu sengaja ia  tulis cerita hidupnya  lewat novel online. Sebaliknya Alena bercerita tentang kehidupanya setelah lepas SMA .

Selesai Kuliah di Malang, ia  pernah bekerja di beberapa perusahan di luar jawa seperti NTB dan Bali. Kemudian ia pulang ke Pulau Jawa dan beruntunglah ia diterima dan baru saja berkerja disalah satu TV sebagai creatif direktor.

Alena juga berkata bahwa cocok berkerja yang berkaitan dengan seni yang selama ini ia tinggalkan.
"Jadi sekarang kamu sedang menulis buku atau menulis lagu, Agra? Aku mau dong dibikinin lagu atau buku olehmu."

Permintaan Alena itu mengispirasi untuk menulis beberapa novel dan juga beberapa lagu. Agra  tidak pernah menyangka bahwa pertemuan di kafe itu  membuat mereka  janjian saling bertemu.

Cinta di pucuk ulam pun tiba, janur ajur cinta pertamanya  yang belum pudar menyala lagi. Tidak perlu lamaa Agra memberanikan diri mengajak Alena naik pelaminan dan ternyata ia tidak menolak.

Bahagia indah terasa mimpi-mimpiknya selama ini untuk memiliki Alena menjadi nyata. Harapan untuk membangun mahligai cinta bertahta bahagia kini tidak lagi sekedar angan.

Selama ini Agra  mendambakan istri yang cantik berkulit putih orentalis, energik dan tidak bosan untuk memandangnya saat bangun di pagi hari. 

Namanya cewek energik pasti lincah di atas ranjang tentu itu akan membuatnya  betah di rumah. Ingin Agra tanamkan benih cinta pada rahimnya dan ia akan melahirkan anak-ananya kelak. Walaupun agak ganjil kenapa Alena menerimanya  begitu saja.

Mungkin alasanya karena Alena baru di jakarta dan kebetulan bertemu teman lama saat SMA. Tanpa rasa curiga kita pulang kampung dan langsung menikah begitu saja.

Siapa sangka akhinya berbeda? Saat malam pertama Alena selalu mencari alasan menolak begitu saja. Agra  ingin menjalankan kewajibannya  sebagai suami dan yang membuat hatinya hancur berkeping-keping ternyata ia mengaku seolah tanpa dosa bahwa sudah tidak perawan lagi,  sedang mengandung.

Jangankan darah perawan menyapa di malam pertama Agra menyentuhnya 'pun tidak bisa. Sudah jatuh ketiban tangga mungkin itulah nasib yang mesti ia  terima.

Apa hendak di kata, kenyataanya kebahagian itu   berubah buram. Enam bulan pernikahan mereka, Alena melahirkan seorang bayi perempuan. Rambut, mata, alis, hidung, bibir, kulit, tidak sedikitpun yang ia wariskan padanya.

Siapa yang mewariskan wajah itu pada, Dita? Lelaki mana yang telah bergaul rapat dengan Alena? 

Tersebab  cinta begitu besar pada Alena membuatnya  menelan pertanyaan-pertanyaan itu.

Bahkan, ketika tanpa segaja Agra menemukan diary Alena yang jatuh dalam lipatan baju, ia  memilih diam. Bukan karena ia  mandul atau kekurangan finansial akan tetapi  sudah menjadi prinsipnya untuk jatuh cinta sekali dan menikah sekali seumur hidup.

Apa yang disatukan Tuhan tidak selayaknya dipisahkan


"Papa bekerja atau melamun sih? Ayo dong Papa menyanyi lagi buat Dita. Kita bisa nyanyi keras-keras. 'Kan Mama tidak ada." Suaranya mengkagetkan lamunannya

Agra  hanya mencoba tersenyum meski  pahit. Ini minggu kedua kepergian Alena sejak malam itu dan Dita tidak pernah memperdulikan mamanya pergi entah kemana. Ia malah merasa bebas bermain dengannya.

Agra meraih  kepala gadis kecil itu dalam pelukannya.  Benih siapapun dia, Agra  terlanjur menyayanginya. Karena itulah, hanya diam menjadi pilihan dengan kenyataan  cintanya  pada Alena mulai meranggas.

Rasa itu tidak mungkin bisa ia ungkap semua meski harus berakhir hancur remuk tidak bernada. Perih membakar jiwa terluka dengan kenyataan harus hidup mengunyah jantung makan hati.

 "Janin siapa di rahimmu?" Pertanyaan itu biarlah tersimpan sesak dalam dada. Hanya  Agra papanya Dita. Apapun alasanya dan biarlah seperti itu.

Alena dengan segala kenanganya


Bagaimana mungkin Alena bisa mencintai Agra? Hanya kebodohanya menikahnyalah yang masih Alena hargai. Ia tidak akan pernah bisa menggantikan posisi pria lain di hatinya.

Urya telah membuatnya menyerahkan segalanya hingga tragedi memilukan itu harus ia terima. Alena kalah dengan Eva, tiga bulan berlalu seperti ditelan bumi Urya tidak memberinya kabar sama sekali.

Alena membiarkan Urya hidup mengisi hari-harinya. Sakit kenyataan Urya bahagia bersama istri syahnya.

Daftar Isi Novel 

 Indek Link Cinta Terlarang Ini Dosa Siapa? 

➤  BAB 1 :

➤  BAB 2 :


➤  BAB 3 :

➤  BAB 4 :

➤  BAB 5 :

➤  BAB 6 : 

➤  BAB 7  : 

➤  BAB 8  :

➤  BAB 9  : 

➤  BAB 10 :

~ •● Tamat ●•~


Urya yang selalu membuatnya baper dengan prosa-prosa manjanya. Belaian mesranya, mulai dari ujung rambut hingga kaki semua miliknya dan hanya untuk Urya  selamanya. 

Urya yang selalu membuatnya tersipu malu dengan kiriman mawar setiap malam minggu.  Senyumannya selalu menjadi rindu, terutama ketika  menari di atas awan, hanya Urya  yang bisa membuat dirinya melayang-layang ke syurga.

Hanya Urya yang selalu memberi dorongan Alena untuk maju dan menjalani hidup agar lebih bermakna dan hanya Urya yang sebelum hilang ditelan bumi ia menitipkan benih di rahim Alena.

"Ah ... Kak Urya tidakkah kamu lihat Dita telah tumbuh menjadi anak perempuan yang cantik? Sosoknya, wajahnya dan sifat periangnya mewarisimu. Maafkan aku jika telah menghadirkan lelaki lain menjelang kelahiranya.

Aku tidak ingin bayinya lahir tanpa papa. Kamu bisa mengerti bukan? Toh pria bernama Agra itu tidak akan pernah bisa merebut hati ini apalagi menyentuhku.

"Meski waktu telah berlalu lihatlah! Aku tidak bisa melupakanmu. Bahkan aku menenggelamkan diri ini dalam sibuk pekerjaan agar bisa sedikit menghapus wajahmu."

Alena masih memandang laut. Kebiruan merata menggambarkan kedalaman yang tidak terduga. Seperti hati laki-laki memang tidak terduga. 




Alena mengeluh dalam hati, ia belum bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi padanya seminggu lalu, Agra menceraikannya.  

"Alena ... Maafkan aku yang tidak bisa mencintaimu lagi," begitu kata-kata terakhir setelah sidang pengadilan memutuskan pengasuhan Dita ada di tangan Agra. 

Alena benar-benar tidak menyangka, Agra yang selama ini tidak pernah berkata apa-apa dan kelihatan begitu naif karena dibutakan cinta, tiba-tiba berkata tidak mencintainya lagi.

"Dita bukan anakmu! Kamu tidak boleh membawanya pergi." Alena benar-benar panik ketika ia menyadari akan kehilangan Dita.

Agra menatapnya lembut dan tidak ada keterkejutan di raut mukanya, "Aku sudah tau. Dita bukan benihku. Tapi aku menyayanginya seperti anakku sendiri. Relakan ia tinggal bersamaku. Kamu boleh mengunjunginya kapanpun kamu mau."

Alena tergugu mengingat Agra dan Urya?

Angin laut menampar-nampar wajah  gelisah itu. Mempermainkan anak rambutnya hingga jatuh menutupi wajahnya yang sayu tenggelam bersama bayu.

Matanya basah, seluruh bagian diri Alena  terasa hilang ditelan kepedihan mendalam. Sayup-sayup terdengar alunan lagu Edan Turun terngiang seperi hidupnya saat ini.

Baca Selanjutnya >>>> Awal Cinta Terlarang


Menulis adalah caraku melukis keindahan lewat aksara manja. Cinta yang tumbuh dari orang-orang membenci

Post a Comment for "Cinta Terlarang Ini Dosa Siapa? "