Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Bidai Rawi, Hening yang Basah, Prosa Jiwa

Kumpulan Prosa Jiwa Sriwijaya 





Prosa Jiwa- Apa itu keindahan? Adalah bukanlah bayangan yang terlihat oleh mata dan nyanyian yang terdengar oleh telinga. Keindahan adalah kedaiman jiwa tanpa batas.  Benarkah? 

Bila rasa berlikuk pilu, untaian katamu pemenang kalbu, untuk melepas rindu yang dari dulu bersemayam dalam hatiku.


Demikian waktu bergulir begitu lambat, merantai perjalanan kehidupan. Berjuta cerita terukir tertambat, membawa cinta dan keindahan. 

Suka prosa dan puisi? Nikmati saja dan syukuri keindahan alam semesta lewat rangkaian aksara prosa jiwa. 


Bidai Rawi, Prosa Jiwa 



Bentangan cakrawala keelokkanya selalu panah mata. Tiap lekuk keindahan yang terpancar adalah bukti Keagungan Sang Esa. Alam nan subur udara gemeretakkan gigi sejuk terpa badan hangat dekapan tari satu kesatuan jagad. Oh pandang tiada letih pantulkan keindahan lewat tabir kehidupan insan pancarannya anugerah Tuhan.


Sebalik keindahan alam gunung jurang bukit bebatuan luas membentang pepohon kering layu pun segar ramaikan seisi pandang. Lihatlah cemara berjejer rapi. Keindahan mana hendak terdustai sedang melihat adanya sendiri jika ibu pertiwi adalah naungan anak negeri.


Pernah aku melihat bidai rawi hangat memancar sinari bumi. Keindahannya buat mahluk hidup bergairah hembuskan napas, sedang dia sendiri lelah terus menyinari tanpa henti. Dalam kesendiriaan ia menangisi lara saat tawa canda hias penduduk alam lainnya.


Ia merintih sakit. Ia tersenyum kecut. Sinarnya memantul kepiluan tapi samar dari peradaban alam. Terangnya cahaya memantul tak sebanding badan serasa tergusur.


Dalam cahaya sembunyikan duka dalam warna bersahaja lewat bahagia. Benar bidai rawi selalu ceria menari-nari dalam pantulan sinarnya tiada yang tahu tiada yang mengerti bila sajak sang tari adalah tugas. Tak peduli masa tahun berganti sinarnya tetap memancar sempurna meski mendung gelap menjelma gantikan masa itulah bidai rawi. Tak lelah sinari alam ini.

Pati, 25-12-18
Sriwijaya

Hening yang Basah, Prosa Jiwa 



Tak apa jika hadir ini terpaksa harus pergi dalam sunyi bertemaram sepi. Tak seharusnya juga ada ini berada dalam rana merah tapi benang unggu telah kau bentangkan dalam sukma. Menjerat jiwa terantai dibelenggu adamu.

Katakan salah aku yang berada di zona merah itu, sedang kau tahu tiap hembusan napas ini mencari adamu. Tiap detak berdetak kencang saat adamu datang.


Pernah kau bertanya dimana adamu berada. Palung terdalam. Bersemayang abadi dan enggan pergi meskin mencoba hapus nama tapi gagal diujung waktu tumpukkan beku yaitu rindu.

Ya rindu. Rindu serupa candu obrak-abrik rasaku hingga tercecer dalam resah mengembara abadi butakan pikir ini jiwa seakan mati bila tak tatap wajahmu sedetik saja.


Katakan! Salah apa diri. Bukan kemauan hati berada dalam lautan rasa. Bukan keinginan raga bersemayangkan nama. Bahkan aku ragu akan hadirnya.

Namun satu yang pasti kebenaran itu nyata terjadi. Kau memang tepatri.

Pernah kumengejek rasa ini tepis hadirnya abai akan apa yang ada. Namun aku kalah dalam cuaca bak diterjang ombak samudera. Gonjang-ganjing jungkir balikkan hati jiwaku hampa mengambang tanpa sua. Hanya Sang Esa tempatku mengadu rasa. Sabar kuatkan dada.


Dalam hening yang basah selepas tangisan langit aku merenung. Mencari artimu. Aku mendekap sunyi dalam selimut kehampaan ini. Eluh jatuh dalam harap dan doa. Semoga yang terasa bukan sebatas angan saja tapi nyata.

Bukan aku tak percaya akan persemayangan nama tak jua ragu akan adaku adamu di palung sukma, tapi apa mau dikata kasih ini masih meraba dalam kucup rekah manisnya madu.


Memunggut tiap rasa yang bergelora menghapus segala kemunafikan yang ada. Maaf aku munafik berusaha menampik. Abai lalaikan nurani takdir seakan mainan mudah terprofokasi keadaan tapi ia tetap terjaga dalam persembunyian.
Entah salahkah benar.


Hanya waktu menjawab tanya. Dan masih menunggu di pusaran waktu. Semoga mendapat titik temu dalam hening basah renungan diri.
Hanya satu yang tak bisa teringkari kau masih bersemayang di hati sampai nanti sampai mati.


Pati, 23-12-18
Sriwijaya

Daftar Isi Prosa 


Indeks link 

Selamat  membaca dan jangan lupa bahagia. 


2 comments for "Bidai Rawi, Hening yang Basah, Prosa Jiwa "

  1. Tingkat keterbacaan saya mungkin rendah sehingga saya kurang memahami prosa di atas. Tetapi saya mencoba menikmatinya. salam

    ReplyDelete
  2. Terimakasih, mana ini penulisnya saja yang jawab

    ReplyDelete