Pergaulan Terlarang : Pengkhianatan Suami Aku Balas dengan Tiduri Pria Lain
Cerita Rumah Tangga Kelam Diambil dari Kisah Nyata
Sebut namaku Mia Karena tidak mendengar ajaran orang tua kini hidup menderita, disia-siakan oleh pria pilihanku sendiri.
Hati kacau berantakan saat membalas kebohongan suamiku dengan bergaul rapat pada pria lain. Perjalanan cintaku seperti sinetron di layar kaca, dramatis menyedihkan.
Ia sebut saja namanya Arda, laki-laki yang merubah kehidupanku menjadi aneka warna. Tidak terpungkiri, aku memang sangat mencintainya dan karena cinta itu juga aku rela dibohongi, disakiti dan terus menerus kecewa.
Benar kata orang tua dan agama. Pergaulan rapat terlarang hanyalah kenikmatan sesaat dan akibatnya tersesat jalan kembali.
Usiaku terpaut 10 tahun dari Arda. Ia telah menikah dan punya anak. Itulah awal aku berani melangkah jauh menjalin hubungan dengannya.
Sebenarnya aku juga bingung harus mulai cerita dari mana. Kenapa pula aku jatuh cinta dengannya? Mungkin rumput bergoyang yang tau jawabannya.
Betapa aku bahagia ternyata dia telah cerai dua tahun yang lalu dan sudah pasti itu bukan karena aku.
Keyakinan langkahku untuk terus menjalani hubungan ini juga didasari surat cerai, perkenalan aku dengan ke dua orang tua dan buah hatinya yang masih kecil. Walau belum menikah aku rela menjalin hubungan rapat.
Kami tinggal di luar kota, aku kerja dan dia juga kerja. Selama menjalin hubungan awalnya baik-baik saja dan penuh dengan kebahagiaan.
Tersebab semakin sayang, Arda akhirnya aku perkenalkan dengan keluarga. Begitulah orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk putrinya. Pertentangan dari keluargaku mulai terlihat, banyak cara untuk memisahkan aku dan dia.
Sampai pada akhirnya aku beranikan lari ke Nusa Tenggara Barat menyusul dia yang sudah menungguku dan memang memintaku untuk menemuinya.
Hampir setahun aku jalani hidup rumah tangga tanpa restu orang tuaku. Menginjak tahun berikutnya kita berdua pulang ke Jawa dan aku ikut lagi ke kota tempat suamiku kerja.
Suamiku adalah seorang Contractor dan memang sudah konsekwensinya pindah-pindah tempat tinggal.
Selama aku mendampinginya aku berusaha sms keluargaku untuk minta maaf dan meminta restunya.
"Bagaimanapun kami sudah menikah dan kedua orang tua Arda menjadi saksi."
Hanya tidak ada balasan dan aku sadar mereka masih kecewa dengan pilihanku. Menginjak empat tahun pernikahan, aku hamil anak pertama dan saat itu pula aku meminta restu orang tua.
Bagaimanapun kami saling cinta dan sekarang aku mengandung anaknya.
Tepat aku mengandung darah dagingnya yang pertama, suamiku memutuskan untuk pulang dan berkumpul dengan keluarga mertua.
Akupun turuti dan karena mungkin ini yang terbaik. Jika boleh jujur, ingin sekali pulang kumpul bersama keluarga sendiri. Apa hendak dikata restu belum di dapat dari kedua orang tua kandungku sendiri.
Inilah awal penderitaanku. Tidak terasa sudah tiga minggu tinggal bersama mertua, tidak ada angin dan tidak ada hujan, ternyata suamiku masih berstatus suami orang dan belum bercerai secara hukum negara.
Surat cerai yang pernah dia perlihatkan kepadaku sebelumnya adalah surat cerai dengan istri pertamanya. Ternyata Arda sebelumnya sudah menikah dua kali.
Bagaimana aku tidak hancur, sakit dan kecewa? Aku ingin kembali ke kehidupanku, bukannya dikabulkan, Arda malah sering melakukan kekerasan fisik dan verbal.
Jatuh ketiban tangga keluarganya hanya diam dengan perlakuan Arda terhadapku.
Akhirnya aku datang ke rumah seorang guru spiritual. Aku coba keluhkan semua isi hatiku, dan dia menyarankan untuk meminta maaf kepada orang tua dan meminta untuk menikah lagi dengan restu orang tuaku dan istrinya.
Mungkin benar kata orang-orang bahwa Lia adalah wanita picik dan sangat pandai membodohi laki-laki karena sifat itulah yang membuat ibu mertua tidak pernah menyukainya. Aku fikir Lia tidak menerimaku sebagai madu suaminya ternyata dugaanku salah, Lia dengan senang hati melamarku pada kedua orang tuaku.
Di sinilah mulai hidup baru sebagai istri muda seorang contractor dan dari sini pula mulai hidup dengan cinta yang mulai luntur untuk suamiku. Ketulusan mencintainya kini berganti menjadi ambisi untuk mendapatkan hak anakku.
"Ya.. aku menginginkan sebuah rumah sah atas namaku sendiri."
Kepercayaan sudah tidak ada lagi dalam rumah tangga kami. Adanya adalah bertahan untuk ambisi sendiri. Aku berkali-kali mencari kebahagiaan dengan pria lain di luar rumah. Bukankah itu sah-sah saja?
Aku menjalani kehidupan ganda. Bukankah Arda juga melakukannya? Entah mengapa dia tidak menceraikanku meskipun dia tahu istrinya tersalah.
Aku menikmati saja perjalanan cinta fana lagi menistakan. Hingga seakan terlupa jika aku sudah menikah.
"Pernikahan atau neraka?"
Pertanyaan itu hanya aku telan dalam hati. Inilah kisah hidupku yang entah seperti apa akhirnya nanti?
Apapun terjadi nanti, aku hanya bisa tetap bertahan disini demi hak anakku yang tidak boleh beda dengan saudara-saudaranya.
Yaitu tempat tinggal dan masa depannya.
Jika wanita lain menjalankan kewajibannya sebagi istri dengan cinta, sedangkan aku hanya demi ambisi.
Terkadang untuk sesaat aku bisa mendapatkan cinta dari laki-laki lain tapi tetap saja bayangan Arda selalu muncul dan dihantui rasa bersalah.
Mengapa kamu tidak menceraikanku, agar terbebas dari belenggu cinta busukmu? Keluhku setiap hari.
Apa hendak dikata nasi sudah menjadi bubur. Aku merasa tubuh ini begitu hina dan tiada artinya.
"Mas... Kenapa mas tidak mau menceritakanku. Walaupun Mas tau aku dengan pria lain?"
"Apa yang bisa aku katakan padamu? ".
"Apa Mas tidak marah?"
"Marah? Ya jelas marah."
"Lalu...."
"Apa bedanya aku denganmu?"
Segalanya hening, perlahan berganti seperti panas yang membakar.
"Mas Apa maksudnya? "
NB: Jika ada nama, tokoh, tempat dan kesamaan cerita hanya fiksi saja. Untuk melindungi penuturnya. Sengaja diprivasikan.
Selamat membaca dan jangan lupa bahagia.
Daftar Isi
Cerita Rumah Tangga Terlarang - Perjalanan di dunia, terkadang tidak selalu menyenangkan, juga tidak selalu bahagia. Pastinya akan ada badai ujian, hingga langit cerah silih berganti.
Kehidupan dewasa ini, banyak sekali derai airmata sedih, pun bahagia. Lelah sudah menjadi bagian dari kehidupan. Sakit sudah menjadi teman. Kecewa menjadi niscaya dalam setiap langkah.
Haruskah keras pada diri sendiri? Tidak. Menerima kalau sedang berada dalam krisis juga tidak mengapa. Menerima oleh benci pada diri sendiri, tidak mengapa.
Perjalanan hidup dalam masa kritis, lalu menangis, mengeluarkan hal-hal yang dipendam dalam hati, membuncahkan emosi yang selama ini membelenggu dilingkaran hitam dalam hati lalu tertumpahkan dengan teriak keras, tidak mengapa.
Lega rasanya kalau sudah meluapkan segala sesuatu yang membuncah dalam diri. Sesaknya luruh, mengecil meski tidak benar-benar hilang. Tapi setidaknya rasanya lega.
Cerita Kelam Pergaulan Terlarang : Pengkhianatan Suamiku Aku Balas dengan Tiduri Pria Lain
Haruskah keras pada diri sendiri? Tidak. Menerima kalau sedang berada dalam krisis juga tidak mengapa. Menerima oleh benci pada diri sendiri, tidak mengapa.
Perjalanan hidup dalam masa kritis, lalu menangis, mengeluarkan hal-hal yang dipendam dalam hati, membuncahkan emosi yang selama ini membelenggu dilingkaran hitam dalam hati lalu tertumpahkan dengan teriak keras, tidak mengapa.
Lega rasanya kalau sudah meluapkan segala sesuatu yang membuncah dalam diri. Sesaknya luruh, mengecil meski tidak benar-benar hilang. Tapi setidaknya rasanya lega.
Cerita Kelam Pergaulan Terlarang : Pengkhianatan Suamiku Aku Balas dengan Tiduri Pria Lain
Sebut namaku Mia Karena tidak mendengar ajaran orang tua kini hidup menderita, disia-siakan oleh pria pilihanku sendiri.
Hati kacau berantakan saat membalas kebohongan suamiku dengan bergaul rapat pada pria lain. Perjalanan cintaku seperti sinetron di layar kaca, dramatis menyedihkan.
Ia sebut saja namanya Arda, laki-laki yang merubah kehidupanku menjadi aneka warna. Tidak terpungkiri, aku memang sangat mencintainya dan karena cinta itu juga aku rela dibohongi, disakiti dan terus menerus kecewa.
Benar kata orang tua dan agama. Pergaulan rapat terlarang hanyalah kenikmatan sesaat dan akibatnya tersesat jalan kembali.
Perjalanan Cintaku dan Segala Kenangannya
Usiaku terpaut 10 tahun dari Arda. Ia telah menikah dan punya anak. Itulah awal aku berani melangkah jauh menjalin hubungan dengannya.
Sebenarnya aku juga bingung harus mulai cerita dari mana. Kenapa pula aku jatuh cinta dengannya? Mungkin rumput bergoyang yang tau jawabannya.
Betapa aku bahagia ternyata dia telah cerai dua tahun yang lalu dan sudah pasti itu bukan karena aku.
Keyakinan langkahku untuk terus menjalani hubungan ini juga didasari surat cerai, perkenalan aku dengan ke dua orang tua dan buah hatinya yang masih kecil. Walau belum menikah aku rela menjalin hubungan rapat.
Kami tinggal di luar kota, aku kerja dan dia juga kerja. Selama menjalin hubungan awalnya baik-baik saja dan penuh dengan kebahagiaan.
Tersebab semakin sayang, Arda akhirnya aku perkenalkan dengan keluarga. Begitulah orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk putrinya. Pertentangan dari keluargaku mulai terlihat, banyak cara untuk memisahkan aku dan dia.
Sampai pada akhirnya aku beranikan lari ke Nusa Tenggara Barat menyusul dia yang sudah menungguku dan memang memintaku untuk menemuinya.
Hampir setahun aku jalani hidup rumah tangga tanpa restu orang tuaku. Menginjak tahun berikutnya kita berdua pulang ke Jawa dan aku ikut lagi ke kota tempat suamiku kerja.
Suamiku adalah seorang Contractor dan memang sudah konsekwensinya pindah-pindah tempat tinggal.
Selama aku mendampinginya aku berusaha sms keluargaku untuk minta maaf dan meminta restunya.
"Bagaimanapun kami sudah menikah dan kedua orang tua Arda menjadi saksi."
Hanya tidak ada balasan dan aku sadar mereka masih kecewa dengan pilihanku. Menginjak empat tahun pernikahan, aku hamil anak pertama dan saat itu pula aku meminta restu orang tua.
Bagaimanapun kami saling cinta dan sekarang aku mengandung anaknya.
Derita Hamil Muda Anak Pertama
Tepat aku mengandung darah dagingnya yang pertama, suamiku memutuskan untuk pulang dan berkumpul dengan keluarga mertua.
Akupun turuti dan karena mungkin ini yang terbaik. Jika boleh jujur, ingin sekali pulang kumpul bersama keluarga sendiri. Apa hendak dikata restu belum di dapat dari kedua orang tua kandungku sendiri.
Inilah awal penderitaanku. Tidak terasa sudah tiga minggu tinggal bersama mertua, tidak ada angin dan tidak ada hujan, ternyata suamiku masih berstatus suami orang dan belum bercerai secara hukum negara.
Surat cerai yang pernah dia perlihatkan kepadaku sebelumnya adalah surat cerai dengan istri pertamanya. Ternyata Arda sebelumnya sudah menikah dua kali.
Bagaimana aku tidak hancur, sakit dan kecewa? Aku ingin kembali ke kehidupanku, bukannya dikabulkan, Arda malah sering melakukan kekerasan fisik dan verbal.
Jatuh ketiban tangga keluarganya hanya diam dengan perlakuan Arda terhadapku.
Akhirnya aku datang ke rumah seorang guru spiritual. Aku coba keluhkan semua isi hatiku, dan dia menyarankan untuk meminta maaf kepada orang tua dan meminta untuk menikah lagi dengan restu orang tuaku dan istrinya.
Mungkin benar kata orang-orang bahwa Lia adalah wanita picik dan sangat pandai membodohi laki-laki karena sifat itulah yang membuat ibu mertua tidak pernah menyukainya. Aku fikir Lia tidak menerimaku sebagai madu suaminya ternyata dugaanku salah, Lia dengan senang hati melamarku pada kedua orang tuaku.
Di sinilah mulai hidup baru sebagai istri muda seorang contractor dan dari sini pula mulai hidup dengan cinta yang mulai luntur untuk suamiku. Ketulusan mencintainya kini berganti menjadi ambisi untuk mendapatkan hak anakku.
"Ya.. aku menginginkan sebuah rumah sah atas namaku sendiri."
Kepercayaan sudah tidak ada lagi dalam rumah tangga kami. Adanya adalah bertahan untuk ambisi sendiri. Aku berkali-kali mencari kebahagiaan dengan pria lain di luar rumah. Bukankah itu sah-sah saja?
Aku menjalani kehidupan ganda. Bukankah Arda juga melakukannya? Entah mengapa dia tidak menceraikanku meskipun dia tahu istrinya tersalah.
Aku menikmati saja perjalanan cinta fana lagi menistakan. Hingga seakan terlupa jika aku sudah menikah.
"Pernikahan atau neraka?"
Pertanyaan itu hanya aku telan dalam hati. Inilah kisah hidupku yang entah seperti apa akhirnya nanti?
Apapun terjadi nanti, aku hanya bisa tetap bertahan disini demi hak anakku yang tidak boleh beda dengan saudara-saudaranya.
Yaitu tempat tinggal dan masa depannya.
Aku Hanya Mama Muda yang Rapuh dan Lemah
Bagaimanapun juga aku hanya seorang wanita yang rapuh dan lemah. Mau bagaimana lagi hanya pura-pura tegar dihadapkan anakku.Jika wanita lain menjalankan kewajibannya sebagi istri dengan cinta, sedangkan aku hanya demi ambisi.
Terkadang untuk sesaat aku bisa mendapatkan cinta dari laki-laki lain tapi tetap saja bayangan Arda selalu muncul dan dihantui rasa bersalah.
Mengapa kamu tidak menceraikanku, agar terbebas dari belenggu cinta busukmu? Keluhku setiap hari.
Apa hendak dikata nasi sudah menjadi bubur. Aku merasa tubuh ini begitu hina dan tiada artinya.
"Mas... Kenapa mas tidak mau menceritakanku. Walaupun Mas tau aku dengan pria lain?"
"Apa yang bisa aku katakan padamu? ".
"Apa Mas tidak marah?"
"Marah? Ya jelas marah."
"Lalu...."
"Apa bedanya aku denganmu?"
Segalanya hening, perlahan berganti seperti panas yang membakar.
"Mas Apa maksudnya? "
"Kita sama-sama tersalah. Apa yang bisa aku lakukan. Aku hanya tidak ingin berpisah dari anakku."
"Hanya itu Mas?"
"Tidak...."
Arda diam sesaat. Ia menghela nafas dalam-dalam.
"Lantas?"
"Daripada menikahi wanita baik-baik yang hanya bikin terbelenggu lebih baik menikah dengan wanita sepertimu. Aku bisa kemanapun yang aku mau!"
Kata - katanya itu seperti petir yang menyamba dada. Remuk berantakan. Marah rasanya, sakit tapi tidak bisa marah. Apa dayaku. Kenapa takdir menemukan aku dengan laki-laki seperti itu?
Kenapa aku jatuh cinta dan jatuh berkeping - keping dengan manusia macam itu? Ah dia bukan manusia. Mungkin yang menikahiku adalah binatang sama sepertiku juga.
Ingin aku berteriak.
Terdampar. Terkapar diujung ranjang.
Terjebak di lembah kegelapan. Terbelenggu dungu. Aku tenggelam kedalam gelap malam,curam terhantam.
Air mata tiada guna cinta omong kosong belaka. Hanya karena buah hatiku yang membuat bertahan. Setidaknya aku bukan ibu yang tega membuang anaknya dijalanan seperti yang mereka lakukan.
The End
"Hanya itu Mas?"
"Tidak...."
Arda diam sesaat. Ia menghela nafas dalam-dalam.
"Lantas?"
"Daripada menikahi wanita baik-baik yang hanya bikin terbelenggu lebih baik menikah dengan wanita sepertimu. Aku bisa kemanapun yang aku mau!"
Kata - katanya itu seperti petir yang menyamba dada. Remuk berantakan. Marah rasanya, sakit tapi tidak bisa marah. Apa dayaku. Kenapa takdir menemukan aku dengan laki-laki seperti itu?
Kenapa aku jatuh cinta dan jatuh berkeping - keping dengan manusia macam itu? Ah dia bukan manusia. Mungkin yang menikahiku adalah binatang sama sepertiku juga.
Ingin aku berteriak.
Terdampar. Terkapar diujung ranjang.
Terjebak di lembah kegelapan. Terbelenggu dungu. Aku tenggelam kedalam gelap malam,curam terhantam.
Air mata tiada guna cinta omong kosong belaka. Hanya karena buah hatiku yang membuat bertahan. Setidaknya aku bukan ibu yang tega membuang anaknya dijalanan seperti yang mereka lakukan.
The End
NB: Jika ada nama, tokoh, tempat dan kesamaan cerita hanya fiksi saja. Untuk melindungi penuturnya. Sengaja diprivasikan.
Selamat membaca dan jangan lupa bahagia.
Post a Comment for "Pergaulan Terlarang : Pengkhianatan Suami Aku Balas dengan Tiduri Pria Lain"
Disclaimer: Semua isi konten baik, teks, gambar dan vidio adalah tanggung jawab author sepenuhnya dan jika ada pihak-pihak yang merasa keberatan/dirugikan silahkan hubungi admin pada disclaimer untuk kami hapus.