Loving Him Sincerely for the Sake of Allah
Poem Romance Love Story
Poetry - Being in love, isn't something can be predicted to whom it's will come and stay. Pure love only can be feel by sincerely heart, no matter how the situation or condition, it's just come without excuses.
Sincerity is a secret between a person and the Almighty. It’s a priceless, trait Allah has placed in the hearts of some people.
Just like the love I have for Him, not for fame, glory, wealth, it's purely from the heart. But the love not more than the love for my Lord my Allah. I don't want Allah get jealous of him.
One day, I told Him that
"Loving You just like breathing, how could I stop?"
Honestly, my tears flows, when I remembered those, why this happened to me?
What is this? I feel like being enchanted by his presence. I miss him when he's not around.
When I see Him, I just like watching Sunset, so beautiful but it's can't be touch, only can be seen.
Frankly, it's hurts so much, can't bear and wanna give up, but I know that something beautiful is not always to be touch, It's may to be enjoy
I love him so much and I can honestly say with all my heart and soul, that he is my soulmate, can't wait to spend eternity with him.
As for now, love him from distance and I don't mind.
Yes, I love Him so much for the sake of Allah.
Be My love Destiny
Cintaku memang seperti ujung kuku jari, meskipun terkadang harus dipotong karena alasan tertentu, tetapi akan selalu tumbuh kembali selama aku bernafas.
Aku mencintaimu apa adanya, dengan semua yang kamu miliki atau apapun yang tidak kamu miliki. Bagimu, mungkin itu aneh, ganjil dan tidak masuk akal dengan apa yang telah kulakukan. Akupun begitu, terkejut oleh diriku sendiri yang tergila-gila padamu.
Genggam tanganku, raih cintaku dan jiwaku karena itu diperuntukan untukmu. Aku bisa menjadi gila karena jauh darimu. Bahkan meski aku marah denganmu, masih selalu menunggu pesanmu. Aku tahu bahwa segala sesuatu terjadi karena suatu alasan.
Alasan yang dapat menyebabkan perubahan, terkadang menyakitkan dan sulit. Tetapi pada akhirnya itu yang terbaik, Allah tahu apa yang terbaik untuk kita. Satu hal yang pasti, aku mencintaimu sepenuhnya tanpa keraguan di hatiku.
Mengasihimu adalah kehormatanku. Mencintaimu adalah kerelaanku. Memilikimu adalah anugerah untukku. Sayang, bersedialah menjadi takdir cintaku. I love you, that's it.
Prosa Cinta Dalam For Untukmu
Netra mampu kupejamkan, tapi anganku tidak. Terpejam namun melihat, bayangan dalam angan. Mengusik rasa sepi dihati.
Rasa diangan bisa moksa tapi tidak yang dihati. Tetap tumbuh berseri meski dalam sepi.
Aku tahu, anganku terikat bayang semu itu, dan aku... tak bisa lari ataupun sembunyi. Terus menari tanpa melodi. Menjerit tak bersuara, lidahku kelu dalam rindu.
Mengharu biru ingin bersamamu, rasaku tetap kokoh untukmu. Namun apa? Engkau masih ragu, tak percaya akan kataku.
Senyum itu, rasa itu, masih ada disana bukan? Dalam relung keramatmu.
Senyum yang membuatku selalu tak berdaya. Bukan menggoda atau apa!! Tapi meluluh lantakkan benteng hati yang kian merapuh.
Senyum hangatmu sangat nyaman penghibur lara, menghapus tirta hangat yang sering terburai dipipi.
Merapuh dalam asa. Aaah... Tidak!! Aku tahu kau disana mengingatku meski sesaat.
Aku terus tertatih dalam angan, mencarimu yang beranjak pergi. Heey... Tunggu... Ada aku disini. Tak tahukah kamu? Rasa ini menyiksaku, ingin utarakan tapi tak mampu.
Aneh tapi nyata, rasa itu menggangguku setiap saat. Ingin terus bersamamu tak ingin berlalu. Bercengkerama tiada henti, meski waktu terus berganti.
Mencoba menghilangkan tapi tak bisa, memasungku dalam rasa.
Tahukah kamu apa yang menyiksaku sebelum lelap? Saat aku harus melupakanmu dalam mati sesaat, dimana aku tak mampu mengingatmu. Aku lenyap dalam dekapan sukma.
Tapi, tidak!! Kau tetap bisa menerobos dinding relung itu. Saat lelap pun Kau hadir dengan nyata. Tersenyum menyapa tanpa kata.
Waktu berlalu tak terasa, bila bersamamu, getaran dalam hati itu semakin kuat.
Menarikmu dalam doa suciku, mengadu dan merayu pada-Nya.
Kamu tahu, apa yang akan kupilih bila aku disuruh memilih antara mencintaimu atau tetap bernapas? Aku akan memilih bernapas terakhir kali untuk bilang "Aku mencintaimu".
Tidak!!
Aku ingin bersamamu disisa napasku. Dalam suka ataupun duka. Aku tak butuh rumah mewah, mobil maupun permata. Tapi hatimu untukku, karena memilikimu itu seperti memiliki segalanya.
Aku tahu, kau layak mendapatkan yang lebih. Tapi akupun ingin memantaskan diri untukmu.
Akan kupinta kau dalam doa, bukan untuk sesaat, tapi selamanya, dalam dunia dan keabadian. Bersamamu aku mau.
Hembusan Rinduku
Tahukah kamu, kenapa kusering memanggil namamu? Itu karena aku sedang merindumu, kutitipkan rindu ini dalam desau angin siang, menusuk dingin untuk menyapa.
Bukan untuk menyakitimu, tapi ingin kau merasakan rasa itu. Menyejukkan saat kau gerah, membelai lembut tanpa desah.
Cobalah kau rasakan, adakah rindu menghampirimu? Pohon pun ikut bergoyang tersipu oleh semilirnya bukan? Disitulah kau bertemu rinduku.
Oiya... apa kabarmu? Semoga senyuman itu terus merekah menghiasi wajah manismu.
Kini... bukan hanya lidah dan jariku yang kelu, tapi aksara ini pun ikut juga. Tak sanggup kumerangkai kata indah lagi bila sedang bersamamu. Bukan karena kurang vitamin tapi karena Rasa ini mengambil alih segalanya.
Kamu bisa berpura-pura tentang apapun, tapi tidak dengan Rasa yang didada. Katakan padaku apakah kau juga merindu?
Aku tahu, Rasa itu menyiksaku tapi sakitnya berbunga indah. Semerbak harum mewangi, menghiasi taman hati yang pernah mati.
Tahukah kamu? Aku terpaku dalam jerat kalbu, menunggu sapamu untuk menyejukkan anganku.
Mengharu kumengadu, memunajat kepada Rabbku. Semoga Kebersamaan tak cepat berlalu, ingin kuhabiskan sisa napas bersamamu.
Kamu... iya kamu. Aku merindumu.
Menunggu Dalam Rindu
Saat ini aku sedang merindukanmu, mengingat kebersamaan kita saat itu. Waktu yang telah berlalu dalam lingkaran duka dan canda.
Aku masih ingat saat itu, saat hembusan angin siang menerpa hijabku. Desaunya menggoyangkan dedaunan. Bersama bermandikan sinar mentari, jari tangan bergandeng erat.
Kau senandungkan aku lagu merdu, kurebahkan kepala dipundak kokohmu. Ku terpaku, terhanyut, merindu dalam tatapan matamu yang sipit.
Kau membuai. Kau menguasai. Pesonamu membuatku luluh. Memenjara hati dalam rasa, penyiksaan yang begitu indah. Tapi bersamamu aku bahagia.
Kenangan bersamamu tak akan kulupa, dalam angan selalu membayang.
Memang benar, kau bukan yang pertama dalam hidupku. Tapi aku tahu kau akan selalu ada untukku.
Membuatku tersenyum dengan berbagai cara, kadang untuk bahagia perlu sesuatu yang konyol bukan?
Kebahagian itu bukan dicari tapi diciptakan. Kau memanah sukmaku dengan asmara, yang membuatku selalu terlena. Dengan kekonyolmu kau buat aku bahagia. Bagaimana aku tidak jatuh hati padamu coba?
Banyak yang mencoba merebut hati ini, tapi aku tak memberi. Bertahan untuk menunggumu, setia dalam asa, berharap kau hadir untuk menjemputku.
Sayang... Apa kau baik-baik saja? Kau disana dan aku disini. Jarak, ruang dan waktu memisahkan Kita. Rindu ini bak lingkaran, tak bertepi tak pun berujung.
Tirta bening sering merembes, membasahi pipi yang tak mulus lagi. Mengadu dan mengiba kepemilik Yang Maha Cinta.
Entahlah... Adakah kesempatan itu? Tak mampu ku menjawab. Biarlah, kita jalani semua yang ada, semoga Indah pada waktunya.
Sayang, tidakkah kau dengar jeritan hatiku? Meratap pilu ingin bertemu. Tahukah kamu? Jatah napas ini terus berkurang. Suatu saat Aku akan pergi dan tak akan kembali. Tidak Ada lagi yang akan mengganggumu seperti ulahku.
Bila nanti aku tak bangun lagi. Ingatlah aku menyayangimu, bukan karena harta atau ketenaranmu tapi apa adanya kamu. Memilikimu adalah segalanya, tak ternilai takpun tergantikan.
Dariku yang merindumu.
Sesak Didada Karena Rindu
Jangan kau tanyakan apa yang paling menyiksaku dipagi hari. Terbangun ribuan mil jauhnya darimu, saat hadirnya bayangan wajahmu yang sangat menyebalkan. Menguasai angan, memenuhi mata, merasuki sukma tak terkendali seperti mimpi.
Aku sedang memikirkanmu saat ini, sudahkah kau bangun? Sarapan kah? Sehatkah? Sedang apa dirimu? Sepertinya aku semakin mabok akan dirimu. Makan tak enak, tidurku pun tak nyenyak, hatiku gundah gulana.
Jangan tanya kenapa, karena aku tak tahu jawabnya, yang kutahu ... aku merindumu, ingin bersamamu.
Sayang... Jangan paksa aku untuk melupakanmu ya? Sungguh aku tak akan mampu untuk itu.
Meluangkan waktu untukmu? Kenapa tidak? Yang lain mungkin akan meluangkan waktu untukmu disaat luang, tapi aku? Waktuku akan sengaja aku luangkan untukmu.
Masihkah kah kau ragu tentangku? Rasa ini tak dapat aku sembunyikan lagi. Kuuntai aksara untuk menyapamu, merasuk lembut dalam dadamu.
Tahukah kamu? Ada sekitar 500.000 getaran gempa didunia dalam setahun yang tak bisa dirasakan? Dan kamu Kekasihku, hanya butuh 1 senyuman saja untuk menggetarkan hatiku. Luluh lantak tak berdaya.
Entah sampai kapan semua ini akan berakhir? Hatiku terbelenggu oleh rindu. Cemas dalam sunyi.
Mungkinkah kau juga rasakan yang sama? Merindu sepertiku? Rasa yang menyesakkan, bukan karena asthma ataupun polusi udara tapi... aaah!! Entahlah.
Sesekali lihatlah dirimu dalam diriku agar engkau tahu betapa kau sangat berarti.
Hanya satu inginku... Bersamamu hingga napas terakhirku.
Pikiranku berpacu dalam kebingungan, begitu takut untuk mengucapkan sepatah kata pun.
Mulutku mulai bergerak, tetapi sepatah kata tak terdengar, jantungku berdetak begitu kencang.
Cinta muncul dalam angan tapi buliran bening mengalir dalam hatiku, yang tidak bisa lagi ungkapkan kepedihan.
Tetapi saat ku melihatmu, teringat bias senyum manis yang kau berikan padaku. Aku mulai tak berdaya lagi, terbuai cintamu yang memasungku dalam rindu.
Tahukah kamu apa yg membuatku sangat sedih saat ini? Adalah Kau anggap cintaku mulai pudar!! Hati memanggilmu tapi kau tak dengar. Sakit? Tentu saja! Tidak Ada kepercayaan lagi untukku.
Hasrat hati ingin ku bersamamu selamanya tapi apa daya kau tak percaya lagi.
Kau tahu? Inginku itu bisa mencintaimu sampai napas terakhir, kau menjadi tua bersamaku.
Kucoba sembunyikan air Mata ini dan membiarkanmu pergi, meskipun sebetulnya aku punya banyak hal ingin berbagi denganmu, tetapi kau sudah tak perduli lagi, menyapaku saja engkau enggan.
Maaf bila aku tak menunjukkan cintaku, tetapi aku pun tak siap untuk pergi dan menyerah. Satu hal Yang harus kau tahu, aku membutuhkanmu di sisiku.
Aku sedang memikirkanmu saat ini, sudahkah kau bangun? Sarapan kah? Sehatkah? Sedang apa dirimu? Sepertinya aku semakin mabok akan dirimu. Makan tak enak, tidurku pun tak nyenyak, hatiku gundah gulana.
Jangan tanya kenapa, karena aku tak tahu jawabnya, yang kutahu ... aku merindumu, ingin bersamamu.
Sayang... Jangan paksa aku untuk melupakanmu ya? Sungguh aku tak akan mampu untuk itu.
Meluangkan waktu untukmu? Kenapa tidak? Yang lain mungkin akan meluangkan waktu untukmu disaat luang, tapi aku? Waktuku akan sengaja aku luangkan untukmu.
Masihkah kah kau ragu tentangku? Rasa ini tak dapat aku sembunyikan lagi. Kuuntai aksara untuk menyapamu, merasuk lembut dalam dadamu.
Tahukah kamu? Ada sekitar 500.000 getaran gempa didunia dalam setahun yang tak bisa dirasakan? Dan kamu Kekasihku, hanya butuh 1 senyuman saja untuk menggetarkan hatiku. Luluh lantak tak berdaya.
Entah sampai kapan semua ini akan berakhir? Hatiku terbelenggu oleh rindu. Cemas dalam sunyi.
Mungkinkah kau juga rasakan yang sama? Merindu sepertiku? Rasa yang menyesakkan, bukan karena asthma ataupun polusi udara tapi... aaah!! Entahlah.
Sesekali lihatlah dirimu dalam diriku agar engkau tahu betapa kau sangat berarti.
Hanya satu inginku... Bersamamu hingga napas terakhirku.
Hasrat Terpendam
Pikiranku berpacu dalam kebingungan, begitu takut untuk mengucapkan sepatah kata pun.
Mulutku mulai bergerak, tetapi sepatah kata tak terdengar, jantungku berdetak begitu kencang.
Cinta muncul dalam angan tapi buliran bening mengalir dalam hatiku, yang tidak bisa lagi ungkapkan kepedihan.
Tetapi saat ku melihatmu, teringat bias senyum manis yang kau berikan padaku. Aku mulai tak berdaya lagi, terbuai cintamu yang memasungku dalam rindu.
Tahukah kamu apa yg membuatku sangat sedih saat ini? Adalah Kau anggap cintaku mulai pudar!! Hati memanggilmu tapi kau tak dengar. Sakit? Tentu saja! Tidak Ada kepercayaan lagi untukku.
Hasrat hati ingin ku bersamamu selamanya tapi apa daya kau tak percaya lagi.
Kau tahu? Inginku itu bisa mencintaimu sampai napas terakhir, kau menjadi tua bersamaku.
Kucoba sembunyikan air Mata ini dan membiarkanmu pergi, meskipun sebetulnya aku punya banyak hal ingin berbagi denganmu, tetapi kau sudah tak perduli lagi, menyapaku saja engkau enggan.
Maaf bila aku tak menunjukkan cintaku, tetapi aku pun tak siap untuk pergi dan menyerah. Satu hal Yang harus kau tahu, aku membutuhkanmu di sisiku.
Mencintainya Karena Allah
Jatuh cinta, bukanlah sesuatu yang bisa diprediksi kepada siapa itu akan datang dan pergi. Cinta suci hanya dapat dirasakan dengan hati yang tulus, tidak peduli bagaimana situasi atau kondisinya, itu hanya datang tanpa alasan.
Ketulusan adalah rahasia antara seseorang dan Yang Maha Kuasa. Itu tak ternilai, sifat yang telah Allah tempatkan di hati beberapa orang.
Sama seperti cinta yang kumiliki untuknya, bukan untuk ketenaran, kemuliaan, kekayaan, itu murni dari hati. Tapi cintaku tak lebih dari cinta untuk Tuhanku, Allahku. Aku tidak ingin Allah cemburu padanya.
Suatu hari, aku mengatakan kepadanya bahwa:
"Mencintaimu itu seperti bernapas, bagaimana aku bisa berhenti?" ( Loving you just like breathing, how could I stop? )
Jujur, air mataku mengalir, ketika mengingatnya, mengapa ini terjadi padaku?
Ya Rabb ...
Apa ini? Aku terpesona oleh kehadirannya. Aku merindukannya saat dia tidak ada.
Ketika aku melihatnya, ku hanya bisa melihatnya seperti matahari terbenam, senja yang sangat indah tetapi tidak bisa disentuh, hanya bisa dilihat. Dan selalu kunantikan.
Terus terang, itu sangat menyakitkan, tidak tertahankan dan ingin menyerah, tetapi aku tahu bahwa sesuatu yang indah tidak selalu harus disentuh, mungkin untuk menikmati keberadaannya.
Aku selalu berharap mendapatkan kesempatan lagi dan lagi untuk bisa melihatnya. Tetap bernafas untuk melihatnya meski sesaat diesok hari.
Aku sangat mencintainya dan jujur kukatakan dengan sepenuh hati dan jiwa, bahwa dia adalah belahan jiwaku, tidak sabar untuk merajut keabadian bersamanya.
Sedangkan untuk saat ini, mencintainya dari jauh dan aku tidak keberatan.
Ya ... aku sangat mencintainya karena Allah.
Rasa Yang Tak Tergantikan
Tahukah kamu apa yang kutitipkan kepada semilir angin? Adalah rasaku padamu, yang tak pudar oleh waktu.
Saat rinai hujan membasahi bumi pun aku tetap mampu rasakan dekap hangat, bukan dari tubuh, tapi do'a-do'a kudusmu.
Yaa... kamu Pamungkas.
Adakah setangkup rindu tersemat di hatimu? Sepertiku yang tengah meradang, berdendang kidung kegundahan?
Begitu kuat rasa ini padamu, hingga waktu tak mampu melelehkannya.
Serpihan rindu yang kian bersemi, tak tenggelam dalam keruh. Merasuk, meresap dalam atom tubuh, bersatu dengan rasa.
Dalam kebisuan pun aku tahu rasa itu, masih sama tak tergantikan.
Duh, Kamu... Aksaraku menjadi kelu tak menentu, semilir angin dan derai hujan pun semakin mempergundah rasa untuk meniti masa depan bersamamu.
Aku dan kamu, kuingin menjadi kita
Bukan hanya dalam mimpiku saja, tapi... Bersama Mahligai cinta yang tercipta, menaungi sampai keabadian sana.
Pamungkas--ku... Aku merindumu
Author, Yuki NurA
Good
ReplyDeleteMeleleh dan bikin baper
ReplyDeleteso melted ... speechless till drops ,,,
ReplyDelete