Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Apa Saja POV Karya Fiksi? Belajar Yuk! Ada Contohnya Loh

Belajar Menentukan POV Novel, Cerbung dan Cerpen 



Belajar Menulis Online - Bingung menentukan  POV Novel, Cerbung dan Cerpen? Salah satu literary device menulis sebuah karya fiksi adalah menentukan POV.

Sebut saja ingin menulis sebuah novel, maka mulai membuat outline atau peta menulis. Bisa dengan diagram atau outline sederhana. Sejak awal sudah di tentukan sugesti judul, premis, tokoh protagonis dan antagonis, klimaks dan tidak kalah penting adalah POV cerita. 

Bagaimanapun juga value cerita mudah tersampaikan atau tidak pada pembaca sangat dipengaruhi oleh POV Cerita. Masalah paling sering dialami oleh para penulis pemula bahkan penulis lama adalah bingung menentukan POV Karya Fiksi 


Apa Itu POV Novel, Cerbung dan Cerpen? 



Adalah Poin of View atau sudut pandang pemikiran penulis pada karyanya. Menulis cerita pendek, cerita bersambung, novel, roman dan berbagai karya fiksi dan non fiksi fiksi, penulis kerapkali kesulitan menentukan POV, kok bisa?


Siapa yang masih kesulitan menentukan POV? Ayo ngaku aja. POV merupakan hal penting dalam menyuguhkan sebuah cerita. Terkadang penulis yang punya jam terbang tinggi saja, sering merubah POV agar cerita menarik. 

Menentukan sudut pandang dalam menulis novel atau karya fiksi sebenarnya bukan perkara susah, bukan  juga perkara sulit.  Entah mengapa banyak penulis masih kesulitan menentukan PoV (Poin of View ). Sebebarnya sudah banyak tulisan yang membahas masalah ini, baik dalam buku atau di internet. 

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyan yang masuk dari sahabat Bebeb semua, maka akan saya ulas di sini dan mudah untuk memahaminya. Tidak perlu panjang kali lebar, berikut ulasanya: 

Apa Saja POV  ( Poin Of View ) untuk Karya Fiksi?





Ada banyak macam PoV dalam menulis novel, misalnya PoV 1, PoV 2, dan PoV 3. Dalam Pov 3 sendiri ada 4 macam PoV. Sebelum kita uraikan satu persatu pahami kalimat ini baik-baik;

"PoV (poin of view) adalah sudut pandang. Catat. Sudut pandang. Yaitu sudut pandang menuliskan atau memaparkan sebuah cerita. Jadi rujukan utamanya adalah "sudut pandang" bukan "aku, kamu atau dia" bukan. Walalupun memang dalam penerapanya, penulisan "aku, kau dan dia" ini tidak bisa dihindari secara tekstual dalam menuliskan sebuah POV.


Agar mudah Anda memahaminya maka perhatikan contoh kasus dan cara menulis dan menentukan POV-nya.

Pagi itu Paijo dan Surti mengalami kecelakaan di jalan raya.


1. PoV 1 (Sudut pandang orang pertama)


Contoh ; Tepat mentari menyapa pagi, aku dan Surti pergi ke pasar mengendarai sepeda motor. Karena masih mengantuk sebab semalam bergadang, motor oleng dan menabrak tiang listrik hingga akhirya kuterbangun di Rumah Sakit.

Dalam cerita ini kata "aku" adalah Paijo yang bercerita. Bagaimana jika dalam kecelakaan itu Paijo meninggal? Maka sudut pandangnya tidak boleh memakai tokoh Paijo, anggap Surti yang selamat dalam kecelakaan itu.


Tepat mentari menyapa pagi, aku dan Paijo pergi ke pasar mengendarai sepeda motor. Karena masih mengantuk sebab semalam bergadang, motor oleng dan menabark tiang listrik hingga akhirnya kulihat tubuh Paijo terbujur kaku di kamar jenazah Rumah Sakit.


2. PoV 2 (Sudut pandang orang kedua)


Contoh : Tepat mentari menyapa pagi, Paijo dan Surti pergi ke pasar mengendarai sepeda motor. Jalanan mulai ramai, motor mereka oleng dan menabrak tiang listrik hingga akhirya mereka terbangun di Rumah Sakit.


Dalam Pov 2 ini yang bercerita adalah orang kedua, misalnya saksi kecelakan intu. Semisal saksi itu Paimen, jadi penulis itu seolah menjadi Paimen, yaitu saksi mata yang melihat kejadian langsung.

3. PoV 3 (Sudut pandang orang ketiga)


Dalam PoV 3, ini penulis berlaku sebagai orang lain. Intinnya adalah menceritakan dari sudut pandang ke tiga, bisa reporter, wartawan atau orang-orang yang melihat kecelakaan itu.

A. PoV 3 Objektif 

Pagi pukul 06:00 WIB, Paijo dan Surti pergi ke pasar mengendarai sepeda motor. Di duga mengantuk, sepeda motor oleng dan menabrak tiang listrik. Kini mereka berada di rumah sakit.

B. PoV Objektif Modifikasi

Tepat mentari menyapa pagi, kau pergi ke pasar mengendarai sepeda motor bersama dirinya. Langit cerah, jalanan mulai ramai kau terus melaju, semilir angin membelai mesra. Sepertinya kau kehilangan kendali, sepeda motor oleng dan menabrak tiang listrik hingga akhirnya terbangun di Rumah Sakit.

C. PoV 3 Serbatahu

Tepat mentari menyapa pagi, kau pergi ke pasar mengendarai sepeda motor bersama dirinya. Langit cerah, jalanan mulai ramai kau terus melaju, semilir angin membelai mesra. Ia kehilangan kendali, sepeda motor oleng dan menabrak tiang listrik hingga akhirnya terbangun di Rumah Sakit. Kekasih wanita itu sudah tidak bernyawa.

Di sini penulis intinya serba tahu, bahwa Paijo kecelakaan karena mengantuk. Sedangkan di pov 3 objektif/modifikasi, ada kata mungkin. Penulis atau narator tidak tau pasti apa penyebab kecelakaan. Bisa jadi karena jalanan licin atau ada solar tumpah dan sebagainya. 

D. Pov 3 Terbatas

Dalam pov 3 terbatas, penulis berhak memasuki wilayah tokoh, jadi bisa masuk ke dalam tokoh. Tapi hanya pada tokoh tertentu saja.

Satu POV VS POV Campuran, Apa Pilihanmu?

Kiranya kamu pernah mendapatkan kritik kenapa POV berubah? Jika iya, sebenarnya tidak perlu panik.

Menulis menggunakan satu POV sangat whort it terutama bagi pemula. Agar mudah menulis atau mengeksekusi cerita. Rata-rata pemula suka menggunakan POV 1.

Sementara bagi yang ingin menggunakan POV Campuran, pasitikan. Satu POV untuk satu Bab. Bukan satu Bab beda POV, nanti bingung sendiri.

Perlu di pahami, bukan masalah POV satu atau campuran yang terpenting adalah bagaimana cerita menarik, tidak bikin ngantuk pembaca dan kedalaman makna cerita.


Contoh  POV 1 untuk Cerpen 


Bunga Patah Di Tepi Jalan 


Belum berselang sehari kisah mesra yang kita bina, kisah mesra yang mampu menembus angan dan harapanku untuk hidup bersamamu di dunia ini. Semoga dan akuh arap kamu juga tidak langsung melupakan semua itu.

Begitu juga aku, sayang. Masih terbanyang di mata ini, awal kedatanganmu kerumah, berpamitan pada kedua orang tuaku dan akhirnya kita berselancar diatas motor menuju tempat yang kamu (bukan aku) inginkan.

Hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk mencapai rumah tertuju. Semua telah ditata bagaikan tempat hiburan malam yang katamu adalah rumah kawanmu.


Aku terpaku, terdiam, hening dan heran. Walau sebenarnya tempat ini ramai oleh muda - muda dan musik yang hingar bingar.


Kamu bisikkan kata sayang dan janji ke telinga mungilku sambil  tanganmu mendekap pinggangku.  Mesra dan ini aku inginkan. Hanya ini, tidak lebih. Sebuah rasa sayang dan nyaman berada dalam dekapanmu.


Waktu terus berlalu dan pesta terus berlanjut. Aku ingat semua itu sayang, walau tubuhku sudah mulai terlihat pusing oleh ulah kawan - kawanmu yang menyodorkan segelas minuman berwarna ungu. Minuman  belum pernah aku lihat apalagi aku rasakan.


Aku menegaknya dan matapun terasa berat. Aku berjoget, begitu juga kamu. Semua berjoget dan menari riang. Terlihat jam dinding dengan samar menunjukkan angka 11 lewat 47 menit malam itu. Semua semakin bersemagat, suara terompet sudah mulai di uji coba, sebagai persiapan menyambut tahun baru.


Tubuh sudah mulaimlemas, pikiranku waktu itu sudah mulai tidak waras, aku hanya ingin terus berada dalam dekapanmu tanpa meranggas, dalam kecupanmu dan dalam belaianmu begitu jelas. 


Aku terlelap dan tidak sadrkan diri sebelum terompet kemeriahan tahun baru ditiup serentak bersama suara - suara mercun yang menggelegar di udara.


Sayang, aku tidak tau berapa lama tidak  sadarkan diri, aku tidak tahu apa yang telah terjadi dan aku hanya tahu bahwa aku terbangun masih disana, masih ramai tapi bukan di ruangan yang tadi. Itu tempat tidur sayang dan aku hanya diselimuti kain sarung tanpa pakaian yang aku kenakan tadi.


Sayang, aku tidak bermaksud untuk begini dalam merayakan tahun baru ini karena baru kali ini aku keluar di malam tahun baru yang katanya sangat menyenangkan tetapi mengapa harus berakhir pahit bagiku?


Sayang, kamu mengatakan dengan tegar padaku bahwa kamu telah merenggut kesucianku, telah khilaf karena tifak bisa menahan diri di depanku, di depan cewekmu yang telah tidak berdaya. Kamu dengan bersikap dewasa berjanji untuk bertanggung jawab kepadaku. Sayang aku bangga padamu.


Kamu mau berjanji dan aku percaya janjimu. Aku tidak sedih lagi walau kesucian  telah kamu renggut karena kamu yang aku cintai. Aku harap kau mengerti sayang.


Setelah beres-beres dan pamitan pada kawan-kawan dan hendak pulang. Kamu ajak diriku meninggalkan tempat pertama kali aku bercumbu dengan pria yang aku cintai. Saat itu aku masih bahagia sayang dan aku tidak ingin berpikir aku akan menderita.


Jam tanganku telah menunjukkan pukul 1.20.11 WIB, ketika aku sampai kekamarku. Kita beruntung karena orangtuaku tidak mengunci pintu rumah sehingga aku bisa masuk tanpa membangunkan mereka. 

Kamu pun pamit dan hilang di kegelapan malam. Mungkin hanya itu saat-saat terakhir kita sayang. Saat - saat kebersamaan kita. Karena setelah aku rebahkan badan, rasa dosa telah berbuat nista denganmu terus menghantuiku, seakan menguntitku dan berteriak; kau wanita jalang”. Aku tidak kuasa sayang, aku tidak sanggup. Aku tidak mampu dan tidak bisa. Batinku tertekan dan aku shock.


Akhirnya aku putuskan untuk menulis diary tentang kamu. Biarkan ini menjadi cerita untuk dibaca orang lain. 

 
Seandainya kamu masih mengingatku dan masih ingin mengulang kejadian tahun baru itu. Aku siap sayang. Tapi kamu pun harus siap karena aku tidak mampu hidup lagi di dunia ini karena apa yang telah aku perbuat bersamamu.


Kekasihku. Ini malam terakhirku dan malam terakhir bagi kita bersama. Dengan berat hati aku terpaksa membayar malu ini dengan nyawaku. Selamat tinggal sayang, bawalah bahagiaku bersamamu dan biarlah kubawa sengsara dan nista kita ke alam lain.



Maaf dan terimakasih,  bunga patah ditepi jalan. 

Cerita diatas memakai POV 1 yaitu dengan "aku" tokoh sebagai poin of viewnya. 

Bagaimana menurut sahabat Bebeb, punya pertanyaan lain? Silahkan diskusikan santuy di sini ya. Belajar Bersama Bisa dan Terimakasih.

2 comments for "Apa Saja POV Karya Fiksi? Belajar Yuk! Ada Contohnya Loh "