Love Story Young Mommy : Ngidam
Taukah kamu apa yang paling menyebalkan saat ngidam? Adalah semuanya emosi bisa menjadi tidak terkendali, maunya dimengerti. Benarkah?
Okey dari pada penasaran, jangan lupa pantengin forum cerpen agar tidak ketinggalan cerita uptode menarik selanjutnya. Tidak perlu panjang lebar, langsung saja, cekidot!
Love Story Young Mommy: Ngidam by, Teh Icus
Adam Kustriana, lelaki yatim piatu asal Bandung, kini tengah merasakan bahagia yang tak terkira saat mendengar Yoriko, istrinya tengah hamil muda.
Awal mula dia berjumpa dengan perempuan berambut panjang lurus asal Jepang yang punya lesung pipit di kedua pipinya ketika tersenyum itu, ketika dia bekerja sebagai tukang cuci piring di salah satu kedai kecil ramen di pinggiran kota Tokyo.
Yoriko adalah pelanggan tetap di kedai itu. Adam bisa disebut sebagai pahlawan untuk Yoriko, sebab, dia menyelamatkan perempuan itu ketika hendak terjatuh tepat di depan pintu kedai, akibat jalanan licin karena hujan.
Baca Juga ;
Adam juga membawakan Yoriko payung dan mengantarnya sampai ke rumah. Dia diperkenalkan pada kedua orang tua Yoriko yang menyambutnya dengan hangat. Itulah awal mulanya timbul benih-benih cinta, hingga seiring berjalannya waktu, rasa itu semakin kuat dan mereka memutuskan untuk menikah.
Adam senyum-senyum sendiri mengingat kenangan perjumpaan dia dengan istrinya yang mirip adegan dalam sejumlah sinetron dan FTV romantis dari negara asalnya.
“Adam, I want Melon Crown,” rengek istrinya membuyarkan lamunan Adam.
Lelaki itu melirik ke arah sang istri. Memang sudah sejak satu minggu yang lalu, Yoriko selalu meminta Adam untuk membelikannya. Walau pun sudah lama tinggal di Jepang, Adam sendiri pun masih belum tahu apa bedanya melon Crown dengan buah melon yang berasal dari Indonesia. Dia meraih ponsel dari atas meja, lalu mulai mengetikkan dua kata itu di bilah pencarian google.
Shibuya Nishimura Fruit Parlor, nama tempat itulah yang muncul. Dia mulai membuka salah satu laman web yang berisi informasi tentang tempat itu. Untunglah, lokasinya tidak begitu jauh dari tempat tinggal mereka, masih di sekitar Tokyo.
“Oke, my Dear . Aku akan pulang membawa buah yang kamu inginkan, agar permasalahan ngidammu tidak berdampak pada buah hati kita kelak. Aku tak mau bayi kita ngences, akibat ayahnya ketika dia masih dalam kandungan, tak mengabulkan permintaan ibunya saat ngidam. Aishiteru, my lovely wife .” Jemari Adam mengelus lembut pipi Yoriko, kemudian dia pamit dan berjalan menuju Fruit Parlor, diiringi tatapan heran dari sang istri.
Setibanya di sana, Adam disambut ramah oleh salah satu pelayan di Fruit Parlor itu. Dia pun menyebutkan buah yang dicari, lalu mengekori langkah kaki sang pelayan ke rak yang dimaksud. Berbagai macam melon terdapat di rak itu. Sang pelayan menunjukkan melon yang dicari oleh Adam. Lelaki itu menelan saliva seraya melebarkan pandangannya.
"Buset, ini sebiji aja harganya mahal amat. Di Indonesia, bisa dapat banyak. Pake uang segitu, bisa kebeli handphone juga."
Adam merogoh saku celana panjangnya, barangkali saja, dia mengantongi uang sebanyak 20.000 yen. Ternyata, sisa gajinya bulan ini memang ada 20.000 dikurangi 0 nya dua biji yang entah menggelinding ke mana, alias tinggal 200 yen saja.
“Adam, I want Melon Crown,” rengek istrinya membuyarkan lamunan Adam.
Lelaki itu melirik ke arah sang istri. Memang sudah sejak satu minggu yang lalu, Yoriko selalu meminta Adam untuk membelikannya. Walau pun sudah lama tinggal di Jepang, Adam sendiri pun masih belum tahu apa bedanya melon Crown dengan buah melon yang berasal dari Indonesia. Dia meraih ponsel dari atas meja, lalu mulai mengetikkan dua kata itu di bilah pencarian google.
Shibuya Nishimura Fruit Parlor, nama tempat itulah yang muncul. Dia mulai membuka salah satu laman web yang berisi informasi tentang tempat itu. Untunglah, lokasinya tidak begitu jauh dari tempat tinggal mereka, masih di sekitar Tokyo.
“Oke, my Dear . Aku akan pulang membawa buah yang kamu inginkan, agar permasalahan ngidammu tidak berdampak pada buah hati kita kelak. Aku tak mau bayi kita ngences, akibat ayahnya ketika dia masih dalam kandungan, tak mengabulkan permintaan ibunya saat ngidam. Aishiteru, my lovely wife .” Jemari Adam mengelus lembut pipi Yoriko, kemudian dia pamit dan berjalan menuju Fruit Parlor, diiringi tatapan heran dari sang istri.
Setibanya di sana, Adam disambut ramah oleh salah satu pelayan di Fruit Parlor itu. Dia pun menyebutkan buah yang dicari, lalu mengekori langkah kaki sang pelayan ke rak yang dimaksud. Berbagai macam melon terdapat di rak itu. Sang pelayan menunjukkan melon yang dicari oleh Adam. Lelaki itu menelan saliva seraya melebarkan pandangannya.
"Buset, ini sebiji aja harganya mahal amat. Di Indonesia, bisa dapat banyak. Pake uang segitu, bisa kebeli handphone juga."
Adam merogoh saku celana panjangnya, barangkali saja, dia mengantongi uang sebanyak 20.000 yen. Ternyata, sisa gajinya bulan ini memang ada 20.000 dikurangi 0 nya dua biji yang entah menggelinding ke mana, alias tinggal 200 yen saja.
Usai meminta maaf pada pelayan toko itu, dia melangkah gontai meninggalkan Fruit Parlor dengan perasaan sedih, Dia menyusuri jalanan Tokyo sambil membayangkan dirinya pulang akan disambut dengan wajah kecewa Yoriko.
Namun, Adam tak menyerah. Dia terus saja berjalan, berharap akan menemukan tempat yang menjual melon dengan harga murah. Hingga, tibalah dia di suatu tempat bernama Kagetsudo.
Namun, Adam tak menyerah. Dia terus saja berjalan, berharap akan menemukan tempat yang menjual melon dengan harga murah. Hingga, tibalah dia di suatu tempat bernama Kagetsudo.
Matanya berbinar bahagia, melihat nama produk yang tertera di banner toko itu. Dia melangkah tergesa, masuk ke toko itu, dan mulai mencari-cari produk yang dijual sesuai dengan isi banner yang tadi dibacanya.
Setelah menghabiskan waktu selama kurang lebih lima belas menit, dia ke luar dengan perasaan yang teramat bahagia.
“ Alhamdulillah, dengan uang segitu, ternyata aku bisa beli Melon dengan ukuran sebesar wajah begini. Yoriko pasti senang.”
Tak lama kemudian, Adam tiba di rumah. Bergegas dia mencari keberadaan istrinya. Dia melangkah tergesa ketika mendapati Yoriko tengah terbaring di kamar. Tak sabar rasanya ingin segera memperlihatkan melon yang dibawanya dan ingin melihat reaksi bahagia yang akan ditunjukkan oleh sang istri.
“ Honey , bangun.” Adam menepuk lengan Yoriko, dan membangunkannya pelan, agar istrinya itu tak merasa kaget. “Aku bawain Ganso Jumbo Melon , nih.”
Mendengar nama yang disebutkan suaminya, seketika saja, Yoriko terbangun seperti orang yang terkejut ketika mendapatkan surprise dadakan. Perempuan itu mengambil goodie bag dari tangan Adam dengan cepat. Lelaki itu tersenyum senang. Dia yakin, istrinya pasti akan merasa sangat bahagia, dan kekhawatiran Adam, bahwa bayinya akan ngences, sirna sudah.
“Kamu makan aja sendiri!” Yoriko mengembalikan goodie bag itu kepada Adam sembari memasang wajah masam.
“Lho, kan, ini juga sama namanya Melon, rasanya pasti sama dengan Melon Crown ,” ujar Adam panik.
Yoriko mengambil kembali goodie bag itu, lalu mulai membuka isinya. “Habiskan, sana Meron Pan-nya!”
Perempuan itu menjejalkan kudapan yang baru saja dikeluarkannya dari dalam dus kemasan ke dalam mulut Adam, lalu menarik tangan sang suami, seraya menyuruhnya keluar. Yoriko lantas mengunci pintu kamar.
Adam terduduk lesu di ruang tengah sembari membaca tulisan yang tertera di dus kemasan.
Melonpan (メロンパン meronpan, roti melon), roti manis berlapis adonan biskuit di atasnya, rasanya dijamin manis dan renyah.
Ketika matanya tiba di bagian ingredients, Adam menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.
Heran aku, namanya Melon Pan, tapi di bahan-bahannya nggak disebutkan buah melon sama sekali. Pantesan Yoriko marah. Duh, alamat tidur di sofa, deh, nanti malam.
Adam meratapi diri sembari mengunyah roti manis yang berbanding terbalik dengan nasib dia hari ini, nggak ada manis-manisnya sama sekali.
“ Alhamdulillah, dengan uang segitu, ternyata aku bisa beli Melon dengan ukuran sebesar wajah begini. Yoriko pasti senang.”
Tak lama kemudian, Adam tiba di rumah. Bergegas dia mencari keberadaan istrinya. Dia melangkah tergesa ketika mendapati Yoriko tengah terbaring di kamar. Tak sabar rasanya ingin segera memperlihatkan melon yang dibawanya dan ingin melihat reaksi bahagia yang akan ditunjukkan oleh sang istri.
“ Honey , bangun.” Adam menepuk lengan Yoriko, dan membangunkannya pelan, agar istrinya itu tak merasa kaget. “Aku bawain Ganso Jumbo Melon , nih.”
Mendengar nama yang disebutkan suaminya, seketika saja, Yoriko terbangun seperti orang yang terkejut ketika mendapatkan surprise dadakan. Perempuan itu mengambil goodie bag dari tangan Adam dengan cepat. Lelaki itu tersenyum senang. Dia yakin, istrinya pasti akan merasa sangat bahagia, dan kekhawatiran Adam, bahwa bayinya akan ngences, sirna sudah.
“Kamu makan aja sendiri!” Yoriko mengembalikan goodie bag itu kepada Adam sembari memasang wajah masam.
“Lho, kan, ini juga sama namanya Melon, rasanya pasti sama dengan Melon Crown ,” ujar Adam panik.
Yoriko mengambil kembali goodie bag itu, lalu mulai membuka isinya. “Habiskan, sana Meron Pan-nya!”
Perempuan itu menjejalkan kudapan yang baru saja dikeluarkannya dari dalam dus kemasan ke dalam mulut Adam, lalu menarik tangan sang suami, seraya menyuruhnya keluar. Yoriko lantas mengunci pintu kamar.
Adam terduduk lesu di ruang tengah sembari membaca tulisan yang tertera di dus kemasan.
Melonpan (メロンパン meronpan, roti melon), roti manis berlapis adonan biskuit di atasnya, rasanya dijamin manis dan renyah.
Ketika matanya tiba di bagian ingredients, Adam menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.
Heran aku, namanya Melon Pan, tapi di bahan-bahannya nggak disebutkan buah melon sama sekali. Pantesan Yoriko marah. Duh, alamat tidur di sofa, deh, nanti malam.
Adam meratapi diri sembari mengunyah roti manis yang berbanding terbalik dengan nasib dia hari ini, nggak ada manis-manisnya sama sekali.
wahaha.. tertipuu
ReplyDeleteIya 🤭
DeleteTerima kasih admin Bebeb
ReplyDelete