Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Pacar Online Dunia Maya Tetapi Ujian Nyata, Sejuta Cinta Mama Muda

Event Menulis Cerpen Sejuta Cerita Cinta Mama Muda 


Cerpen Mama Muda- Pacar Online, Dunia Maya Tetapi Ujian Nyata


Langit pun bersedekah. Menurunkan pasukannya dengan derai yang tiada berjeda. Hujan deras disertai angin kencang. Seolah paham akan gundahnya isi hati seorang wanita yang baru saja menikmati masa bulan madu.



"Aku pulang nanti, malam. Jangan tidur duluan, ya."

"Yang mesra kenapa, siy, sekali-kali sama istri."

"Kamu butuh mesra atau makan?"

"Huuh, ya, semuanya …."


Secuplik episode percakapan Aivenus dengan Yumars, suaminya. Ada kalanya, wanita lembut hati itu merindukan lantunan manis keluar dari bibir lelaki takdirnya.

Seminggu menikah, tiada yang menandingi kemanisan sikap Yumars. Andaikan boleh petani bunga berpindah lahan, maka hati Aivenus lah ladangnya. Semerbak dengan rona warna-warni, indah membuai sanubari.
Apa lacur, semua gombalan yang dulu sering diberikan saat mereka berkenalan lewat dunia maya, tetap bergeming di kotaknya.


🍁🍁🍁🍁🍁


Perkenalan kedua manusia berlainan jenis itu diawali di dunia maya. Tidak sengaja saling beradu kecepatan menarikan jemari di atas papan huruf-huruf saat sedang ada kuis yang berhadiahkan sejumlah nominal rupiah dalam sebuah milis.

Ketika Yumars menjadi pemenang tapi hanya terpaut selisih angka yang tidak seberapa dengan Aivenus, di situlah mulai terbangun komunikasi. Umpatan ketidaksetujuan atas kemenangan lelaki yang tidak pernah terlihat sebelumnya di lintasan percakapan antara sesama member milis, mengulik jiwa ingin tahu yang sudah mendarah daging dalam diri wanita dengan sifat ceplas ceplos tapi tidak banyak omong itu.



Percekcokan dalam milis pun tak ayal terhindarkan, Aivenus merasa ada kejanggalan, Yumars terlalu tidak peduli dengan orang lain, siapa pun itu kecuali ibunya. Ruwet.





Ketika Aivenus berinisiatif mengontak Yumars lewat pesan pribadi, tetap saja tidak banyak yang berubah dan menghapus dahaga penasaran yang kian menggerogoti batin perempuan berdarah Sulawesi tersebut.



"Kamu, curang, pasti … !"

Sekonyong-konyong pesan Aivenus muncul di tengah layar komputer Yumars yang masih asyik menyimak percakapan di dalam grup.



"Apa sih, kamu siapa?"

Tanpa ada rasa apa pun, Yumars menjawab pesan pribadi yang memang tidak tercatat nama pengirim pesan. Hanya tertera akun dengan inisial yang sangat alay, khas abege.



Begitulah … .



Hal sepele, tidak disangka menjadi jembatan bagi terpautnya dua hati yang saling berlainan sifat, bak langit dengan bumi. Tidak ubahnya siang yang terang benderang bersandingkan malam yang sunyi nan gelap gulita.



Aivenus yang ceplas-ceplos dan humoris tapi memiliki hati yang sangat halus meski jiwanya sangat lekas bosan.

Berbeda dengan Yumars, lelaki yang sangat irit berbicara tapi memiliki tatapan setajam elang yang hanya akan memudar bila wajahnya sudah dihiasi senyum yang sangat manis.



Entah semesta yang sedang tidak ingin bercanda atau memang garisan nasib keduanya yang membawa mereka menjadi kian akrab dari hari ke hari. Hitungan minggu terus beranjak menuju sekian purnama.



Aivenus tetap saja lugas saat berbicara, tidak peduli saat online atau offline. Yumars pun semakin terlatih jiwa kesabarannya dalam menghadapi segala polah wanita yang diam-diam sudah menempati sudut istimewa di dalam hati sang bujang lapuk, mengingat usia yang nyaris menginjak kepala tiga.



Hingga di suatu malam, saat Yumars mengetahui bahwa Aivenus sedang online, dengan segenap kekuatan yang sudah sepekan lamanya terhimpun. Terlontar jua, keinginan hati lelaki yang seumur lajangnya memang belum pernah menaksir perempuan mana pun apa lagi memiliki pacar resmi.



"Lagi apa, udah makan belum?"



Seketika layar komputer Aivenus menampilkan kotak kecil penanda masuknya pesan pribadi. Jangan ditanya bagaimana rasa hati gadis yang kesehariannya selalu saja dipenuhi agenda training outbound. Walaupun ada selisip sensasi saat berkomunikasi lewat dunia maya, tetap saja logikanya mengingatkan, mereka belum saling mengenal secara nyata.



"Wah, wah … kalo nanya, jangan borongan dunk. Kaya mau belanja di pasar grosir aja, sih, ya …!"



"Kebiasaan, bukannya langsung jawab, malah ngelantur kemana-mana, jawab dulu, sih …!" omelan mesra pun tak pelak tercuat dari ketikan jemari Yumars.



Sejatinya, dia hanya tidak sabar ingin segera mengutarakan hasrat yang lambat laun kerap merongrong hati dan mindanya.

Harapan lelaki pemilik tatapan setajam elang itu tidak lain adalah seperti gayung bersambut. Semoga saja, tidak bertepuk sebelah tangan. Bagaimana pun juga, sifat Aivenus yang sedikit sulit ditebak, meskipun terlihat sangat ramah, entah mengapa, sepertinya gadis tersebut memiliki luka masa lalu. Hal itu sesekali tertangkap mata di kala mereka berkomunikasi langsung melalui tangkapan kamera komputer. Setiap kali ada pertanyaan yang bersifat pribadi, serta-merta Aivenus mengalihkan ke pembahasan lainnya.



"Aku masih ngetik proposal buat diajuin ke calon klien yang kemarin nanyain seluk-beluk ketentuan training outbound. Udah makan, seporsi pecel lele dengan nasi uduk ekstra sambel kacang. Puas …?" jawaban Aivenus lengkap padat penuh gizi, dibumbui segelas kekesalan karena selera bercandanya yang tetiba padam, efek kena bentakan lelaki yang tanpa status itu.



"Nah, gitu kan, enak. Maafin, Mas, yaa," balas Yumars pada Aivenus. Tanpa sedikit pun basa-basi, selalu lurus tepat sasaran.



"Ada apa, sih, tumben nanyain yang gak penting, gituh?"



"Anu, itu, hmm … kamu, mau ndak, jadi ibu dari anak-anakku?" Yumars pun lanjut bertanya tanpa menunggu lama.



"Lho … Mas udah punya anak, ya? Kok, nggak tau cerita?" Seketika dada Aivenus seperti ditimpa palu godam, sesak tapi tidak berderak.



"Aduh, bukan begitu … maksudku, anu, itu …," jawaban menggantung pun tak sadar dilontarkan Yumars, saking groginya menghadapi situasi yang baru dialaminya seumur hidup.



"Terus, apa, maksudnya? Apa aku disuruh jadi ibu sambung apa ibu angkat atau ibu susu, eh, mana mungkin ibu susu … aku kan belum pernah hamil dan menyusui," tukas Aivenus dengan sedikit keisengan. Sepertinya dia sudah mulai paham ke arah mana percakapan malam itu akan berlabuh.



"Maukah kamu menjadi istriku dan nantinya menjadi ibu dari anak-anak kita!"



Selepas mengetikkan seretan kata pamungkas itu, Yumars segera meninggalkan layar komputernya. Dirinya butuh udara segar, keluar dari ruangan adalah satu-satunya solusi. Mengingat malam yang telah larut, pastilah hawa dingin bisa cukup menetralisasi kegugupannya.



Tidak disangka-sangka, selepas malam itu, justru Aivenus yang dibuat kalang kabut. Setelah melalui ibadah panjangnya, ditambah dengan keyakinan nuraninya, jawaban mengiyakan layak diperuntukkan bagi lelaki pendiam, pemilik tatapan setajam elang tapi jiwanya diliputi kesabaran yang bersanding dengan rasa tanggung jawab yang tidak bertele-tele.



Siapa menyangka … pacar online, dunia maya tetapi ujian nyata benar-benar terjadi pada sepasang anak manusia.



🍁🍁🍁🍁🍁


"Kita pisah! Sudah cukup aku bertahan dalam kedinginan sikapmu, Mars!"

"Oke! Jika itu maumu. Aku cinta kamu, teramat sangat, Aivenus. Namun, selalu saja rengekanmu melulu soal ingin dirayu, dimanja dengan sederetan kata penuh kepalsuan." Rentetan kalimat bermesiu panas terlontar tanpa jeda dari daging tak bertulang milik Yumars.

"Lantas, kenapa dulu kamu bisa seromantis itu? Pergi ke mana semua puisi indahmu, Mars? Salahkah, aku mendamba semua itu mewujud dalam dunia nyata kita saat ini?" tangis Venus pun tak terjeda.



Terdengar suara keras dan berat membentur lantai rumah ….

"KAMU HIDUP DI ALAM NYATA, VENUUS! BEDAKAN, DULU DAN SEKARANG!"

Yumars kalap. Tinju juga seruannya menghancurkan seperangkat komputer, salah satu mahar pernikahan. Sontak, Aivenus pun tergeragap. Batinnya merintih. Pedih, laksana luka bakar diguyur satu jerigen natrium. Rasanya ingin segera tertelan bumi, menyusul ibundanya yang sudah mendahului ke alam baka.





Tiada sosok lain dalam hidupnya. Hanya dia, manusia kasat mata yang diserahi seluruh kepercayaan dalam naungan mitsaqon ghalizan, pernikahan.





"Mars ... ak-ak-ku ..."

Pandangan Aivenus, menggelap 'tuk kemudian seluruh raganya luruh ke bumi.

Yumars pun panik ….





-sekian-

INDEKS PESERTA EVENT MENULIS CERPEN SEJUTA CINTA MAMA MUDA




Author, Ada Nisa


Post a Comment for "Pacar Online Dunia Maya Tetapi Ujian Nyata, Sejuta Cinta Mama Muda "