Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Bias Kenangan Kelam, Sejuta Cinta Mama Muda

Event Menulis Cerpen Sejuta Cerita Cinta Mama Muda 





Cerpen Mama Muda- "Maaf, maaf. Saya buru-buru ...." Suaraku tercekat saat mendongakan kepala, obat-obatan yang tadinya digenggam wanita itu berhamburan di lantai apotek. Wanita paruh baya di depanku setengah melotot menatap seakan tak percaya.

"Ini ... kamu, Arini?" Matanya berkaca-kaca.

"Iya, Bu ... apa kabar nya Mas Rehan?" tanyaku spontan, mengingat nama itu hatiku teriris sembilu.


"Rehan ... ah, dia masih sama, kamu beneran hamil?" gumam wanita itu, matanya tak henti memandang perutku yang makin membuncit.

"Iya, Bu. Hamil anak kedua," jawabku pelan. Netranya kian basah.


Dia mantan mertua yang mencampakkanku ke titik nadir, dia yang mendukung permainan gila Rehan. Mantan suamiku kembali tergoda Prita mantan kekasih yang dulu tak direstui keluarganya.


Kehidupanku kian terpuruk saat menginjak usia 2 tahun pernikahan, kami belum juga dikaruniai buah hati.


Bu Mira, mertuaku yang sangat mendambakan cucu dari anak semata wayangnya kini berubah, dia makin ketus dan rajin mengumbar aibku kepada tetangga, padahal hasil cek kesehatan dari spesialis kandungan menyatakan rahimku sehat.



"Sudahlah Rehan, ceraikan saja istri mandulmu itu, kamu masih bisa mencari wanita lain yang akan memberi ibu cucu." Mertuaku terdengar berbicara, sengaja suaranya dia keraskan, hatiku menangis.


Rehan makin sering pulang malam, jika ditanya pun, dia akan marah dan menyebutku cerewet dan pencemburu.


Hidupku bak di neraka saat itu, aku tak sekali pun memberitahu keluargaku mengenai kondisi pernikahanku.


Hingga tragedi itu terjadi, orang tuaku melihat Rehan menggandeng seorang perempuan dengan mesra di suatu tempat.


Orang tuaku datang dan meminta penjelasan kepada Rehan, aku hanya bisa menangis, hatiku menjerit, tak ingin mereka merasakan derita ini, cukup aku yang tersakiti, aku tak sanggup melihat ibuku menangis.

"Ok! Kalau kalian ingin jawabanku, akan kujawab sekarang!" bentak Rehan murka. "Putri kalian yang tak berguna ini, silakan bawa pulang, Aku ceraikan! Sekarang juga."

Tangan ayah mengepal menahan amarah, lalu ... plakk ... sebuah tamparan keras mendarat di pipi Rehan.


"Jaga mulutmu itu, dasar lelaki hidung belang! Arini ... ayo, kemasi barangmu, tak ada gunanya kamu habiskan hidupmu bersama lelaki tak berguna ini," cecar ayah.


Dengan berat akhirnya aku berpisah dengan Rehan, aku tak pernah berhenti berdoa agar dia berubah, tapi takdir terlampau pahit, dia telah memilih wanita selingkuhannya.


Orang tuaku bersumpah jika mereka tak akan membiarkanku terlangkahi Rehan. Benar saja, setelah 3 bulan bercerai, keluargaku mengenalkanku dengan Dirga, Dirga baru saja ditinggal wafat istrinya yang mengidap leukimia.


***


"Arini ... maafin kesalahan Ibu, Ibu telah menuduhmu dengan keji." Genangan air mata itu kini mengalir deras dari sudut mata keriputnya.

"Aku udah maafin semuanya, Bu ...." Aku tak sadar memeluk tubuh tua itu.

Ada kesedihan yang begitu dalam yang kurasa dari air matanya, dari ceritanya dapat kutangkap jika hidupnya kini menderita dengan berbagai penyakit, belum lagi Rehan yang tak kunjung mempunyai anak, bahkan sekarang terjerat perjudian.


"Bunda ... Ayo, kita pulang!" seru Nadhifa, gadis kecilku yang baru saja datang bersama ayahnya, mereka tampak membawakan sekotak brownies favoritku.


"Iya, Sayang. Tunggu sebentar," balasku. Kuselipkan uang di saku wanita itu, air matanya kian deras.

"Aku pamit, Bu. Salam untuk Mas Rehan dan keluarga ...."

Kusambut putri kecil dalam dekapan penuh kebahagiaan, Tuhan tak pernah salah memberikan ujian untuk hamba-Nya, hanya kita yang kadang tak menyadarinya lebih cepat.


Tamat

Daftar Isi Cerpen Mama Muda 





Author: Mom Zatil Mutie,  Asal Cianjur 

Zatil Mutie, penulis yang masih terus mencari jati diri di dunia literasi. Ibu dari dua orang anak yang sedang menimba ilmu dunia artikel. FB: Mona Zalfa Haziq Musyaffa. Ig: Moms Adeeva

Post a Comment for "Bias Kenangan Kelam, Sejuta Cinta Mama Muda "