Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Diam atau Ngamuk? Pertengkaran Dalam Rumah Tangga, Salah Siapa?

Hati ke Hati Seputar  Masalah Rumah Tangga 

 


Berapa banyak kasus perceraian dalam rumah tangga di pengadilan agama? Adalah jumlahnya sudah sangat banyak. Begitu juga dengan apa yang sering terjadi di sekitar kita.

Pernahkah berpikir bahwa terkadang runtuhnya hubungan rumah tangga terjadi dari hal yang dianggap sederhana. Sesuatu kembang pernikahan atau sedikit pertengkaran dalam rumah tangga. 

Selamat datang di forum famili, pantengin terus untuk mengikuti berbagai informasi seputar pernikahan dan keluarga. 

Keriwikan  Jadi Gerojokan, Hal Sepele Jadi Masalah Besar 


Adakah  dalam menjalani pernikahan tanpa pertengkaran? Adalah ibarat sayur tanpa bumbu, hambar kurang sedap. Terkadang pertengkaran kecil pun perlu agar rumah tangga lebih berwarna.

Propemnya, pertengkaran yang salah mensikapinya, justru bisa menjadi bomerang. Kapan saja bisa lebih mengerikan dan berantakan tidak terkendali. 

"Suatu hal yang tidak pernah terbayangkan adalah kau menjalani hari-hari tidak seindah ekspektasi. Dalam keramaian merasa sepi dan menyiksa hati.

Iya tidak lagi mau memahami, semuanya selalu ingin menang sendiri. Kau tidak lagi bisa menjadikan ia tempat pulang berbagi cerita. 

Kau tidak pernah membayangkan bahwa semua menjadi berantakan. Seolah hidup dalam neraka dunia. Merana."

Demikian jika rumah tangga setiap hari bertengkar tentu rumah tangga seperti di neraka 'kan? 

Diam atau Ngamuk? Pertengkaran Dalam Rumah Tangga, Salah Siapa? 



Saat terjadi pertengkaran, secara umum ada dua kebiasaan. Ngamuk dan diam, hasilnya? Adalah semuanya menjadi masalah. Diam juga, salah. Gaduh juga salah,  bikin jengah. 

Jika sudah demikian, apa yang harus dilakukan? 


1. Gaduh Aja Dulu, Mencari Solusi Kemudian 



Ternyata berpikir dewasa tidak bisa serta merta diukur dari sekadar usia. Terbukti beberapa kasus pertengkaran dalam rumah tangga bisa berakhir sangat fatal.

Salah satu penyebabnya adalah karena pasangan tidak mampu menemukan solusi dari yang dihadapinya.

Saat pisau terlempar, jangan ditangkap karena bisa melukai. Biarkan saja sampai jatuh ke tanah. Terkadang saat terjadi haduh, biarkan dulu sampai reda, baru cari solusinya. 

Memang menulis lebih mudah dari pada kenyataannya, dari dua karakter yang berbeda, masa lalu berbeda dan jenis kelamin berbeda, berkomitmen dalam satu tujuan yaitu pernikahan. Komunikasi menjadi penting.

Hanya dengan komunikasi yang baik, kemungkinan menemukan solusi akan lebih mudah dan komunikasi bisa berjalan baik jika pasangan sama-sama berjiwa besar dan berpikir dewasa.


2. Sesaknya Memenuhi Dada, Diam Malah Tenggelam 



Saling mendiamkan, katanya untuk cari solusinya. Eh ternyata sudah kelain hati, gimana coba? 

Beberapa penelitian menyebutkan, jika pasangan tidak pernah marah artinya tidak ada perasaan. Orang yang cinta pasti ada marahnya, hanya jika marah berlebihan menjadi gaduh dan saling mendiamkan justru masalah tidak pernah selesai. 

Komunikasi yang Baik Menjadi Solusi 


Au Ahhh gelap!  Apa kesimpulannya? Bila kita tarik kesimpulan dari ulasan di atas adalah terletak pada komunikasi yang baik. 

Menjalani mahligai rumah tangga bisa harmonis bila pasangan menikah mampu menciptakan komunikasi yang baik. Tidak penting siapa yang salah dan benar, tersebab pernikahan adalah saling melengkapi dan menggenapi, bukan menuntut. 

"Demikian embun memang tidak bisa membasahi gersang. Embun hanyalah penyejuk di pagi hari. Pasangan memang tidak sanggup menyembuhkan luka lama. Sungguhpun demikian, kasih sayang tulus tidak akan menciptakan luka baru."

Permasalahan baru 'pun muncul : "Bagaimana Membangun Komunikasi yang Baik dalam Pernikahan?"

Mau tau apa mau banget ulasannya? Tunggu saja pada thread berikutnya.

Sahabat bebebs  yang makin manis bukan dimadu, punya permasalahan seputar rumah tangga? Yuk diskusikan dari hati kehati untuk mencari solusi. Belajar bersama bisa dan terimakasih.
Sumber: opini pribadi

Post a Comment for "Diam atau Ngamuk? Pertengkaran Dalam Rumah Tangga, Salah Siapa? "