Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Puisi Terindah Ping, Kusimpan Kau di Mimbar Aksara


Kumpulan Puisi:  Benarkah malam itu sunyi? Adalah dalam jubah sepi, mimpi-mimpi kerap membohongi penantian. Demikian rembulan berputar di atas kepala, sementara matanya yang teduh mengawasi hari-hari terlewati. 

Biarkan malam menjadi keramaian dalam kesunyian. Nikmati saja dengan membaca kumpulan puisi. 

Seperti biasa, agar tidak ketinggalan jangan lupa pantengin forum puisi, atau follow Poetry Aksara. 

Tidak perlu panjang kali lebar, langsung saja, Puisi Terindah Ping, Kusimpan Kau di Mimbar Aksara sebagai berikut:  





Kusimpan Kau di Mimbar Puisi




Di langit-langit kamar segala tumpah ruah
Di hening yang membius angan
Pada selembaran kosong
Mencipta matahari, beginilah jadinya



Mual
Selendang lusuhku tertinggal
Di antara sejuta karibnya hari
Pagi ini, telah aku baca Adamu di langit puisi


Deretan alur bercerita tentang kenangan
Plot-plot membingungkan
Akhirnya maju mundur tak jua menjelma keutuhan


Hingga akhir kata kupangkas menjadi puisi tanpa cerita
Kuletakkan lembaran itu di atas mimbar
Dengan lantang kubaca penuh misteri




Terhenyak aku di maki pagi
Siang mendadak sunyi
Sore entah apa nanti
Yang pasti telah kutulis Adamu di mimbar puisi
Bersama deretan ngawur asal jadi


Akan tersimpan rapi hingga pudar tinta dimakan rayap-rayap semesta
Tenanglah engkau disana
Selamanya, tiada terlupa


Karanganyar, 16-3-2021




Ping Malam 


Biarlah malam selayaknya sunyi mencumbu gulita.
Biarkan pagi seperti embun yang datang saat fajar telah tiba.
Kau adalah warna abu tipis kabur pandang.
Tak bisa tergambar jahat atau baik diatas hitam putihnya semu.


Baca juga




Kau gores aksara indah atas nama ilusi.
Beriramakan nada keliaran diksi.
Katamu, "Sajak itu untukku.Semua tentangku yang kau ramu begitu indahnya" kuhela napas panjang tahan sesak.


Inilah jawaban, "Aku tahu cukup tahu, tanpa sua bermode tanya" Aku adalah sajak yang hilang bersama hujan januari kebasahan.
Aku adalah memori yang tertuang mudah kabur kemudian hambar.


Puisi terindahmu adalah lautan rasa keresahan dalam syair pujangga.
Ping ping ping seberapa kali terkali, sajakmu tetap indah menghiasi publikalisasi.
Sayang, aku cukup mengerti paham akan situasi jadi ... biarkan saja seperti ini.
Berdiam tak tahu arti, makna telah kau curi tanpa beri warta diri.
Namun aku tahu selubung makna itu.
Biarkan mengelok mata indah terbaca.
Puisi terindah ping adalah suara hati yang kau tuang tanpa permisi.


Maaf aku tak baik hati mungkin lain kali Bersua tanya tanpa henti.
Bagiku cukup tahu.
Itulah aku. Ah ... sajak telah pergi bersama musim berganti semi.
Terima kasih untuk keindahan goresan yang terberi.

Pati, 22-1-19
by: Sriwijaya







Dan Bila


Bila pagi telah lewat jalan ini
Dan wajahmu terlukis di langit yang pasi
Akan ku kenang engkau lewat tubuh puisi
Di sana sukmamu nyaris tersirat abadi


Bila malam berkelahi sunyi
Kan kuukir adamu sebagai mimbar puisi
Hingga senja menjingga
Bayangmu kan terkenang selapuk usia


Segenap segenggam rasa
Rerimbun daun berserak disana
Seperti serpihan retak membenih mati
Ruang ini ....


Dan bila datang jantung puisi
Di ufuk barat tertambat
Malam adalah jelmaan sayang
Menghirup pekat dalam kebatilan


Menasbihkan kuantum harap
Melangit mengetuk pintu taubat
Semoga tiada debat
Saat adanya masih erat
Menjerat


Jateng, 14-3-2021





Puisi  Yang


Yang melupa terlupa melupakan
Pitutur semusim masih berbaris di deretan waktu
Dengan segudang tanya tanpa jawab
Bersama senyap ramainya hari
Mendekap harap melepas kehendak diri


Dan bila kembali pulang
Dalam pitutur semi yang masih berserakan
Biarkan daun-daun bicara
Angin menghempaskan ranting
Hingga matahari meninggi
Layang ini tetap ada
Mencari ruang-ruang dinding kosong


Pada seberkas tanya tak bertuan
Adakah takdir yang tak indah pada akhirnya
Jika hanya sisi kelam hadir di samudera rasa
Percaya membenih mati hati
Ukiran tilam bekas mimpi semalam




Subuh menabrak sore berpulang
Kenang-kenanglah sebagai tilam basah
Saat gundah terlerai ada
Bahtera telah tiada
Tak ada lagi makna


Karanganyar, 15-3-2021

4 comments for "Puisi Terindah Ping, Kusimpan Kau di Mimbar Aksara "