Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Tetap Hidup Tanpamu, Bagian 19, Cinta Terlarang Ini Dosa Siapa?

Baca Novel Online Cinta Terlarang yang Bikin Baper 


Punya dua istri itu menyenangkan, merasa menjadi lelaki sesungguhnya, benarkah? Senangnya dalam hati, memiliki dua istri, seperti dunia miliknya. 

Kenyataannya apakah seperti itu? Memiliki satu istri tidurnya di rumah dan damai. Sementara memiliki dua istri tidurnya di pos ronda. Paling tidak itulah yang dikatakan orang. 


Hanya saja Urya  tidak bisa kehilangan salah satu dari istri-istrinya  yang sangat ia cintai atau nafsu belaka?

Jika hanya nafsu mengapa Urya menikahi Eva dan Alena? Susah payah berjuang! Bukankah lebih baik "membeli" wanita saja lebih mudah.  Mau memilih  seperti apa aja bisa, kenapa harus repot? Bayar selesai urusan.

Bahenol atau langsing juga tersedia, mau yang menari berdua atau bertiga hinga berempat 'pun juga tersedia. Berbagai umur dan sangat beragam pilihannya.

Itulah mungkin alasan kenapa banyak lelaki yang kaya memilih membeli sekali pakai dari pada merawatnya. Makan sate tinggal buang tusuknnya, tidak perlu report merawat kambingnya.

Sungguh Urya bukan demikian,  karena bagi Urya, istri pertama,   Eva adalah jiwanya dan Alena adalah hatinya.

Seandainya bisa memilih tentu tidak akan memilih jatuh cinta dengan dua wanita? Jangan kamu, tidak akan kuat biar Urya saja. Menanggung cinta yang tidak masuk akal.



***

Tepat Urya tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, terlihat  para penumpang melaui turun dari pesawat. 

Urya berjalan gontai, memakai kacamata hitam dengan rambut panjang terurai. Sengaja ia mengulur waktu, agar sampai di rumah saat hari sudah gelap. 

Kepulangan Urya kali ini tidak diketahui Eva sama sekali, kerena memang ingin menghadirkan sebuah kejutan. 

"Sayang, Mas, Pulang. Apa yang harus aku lakukan untuk meluluhkan hatimu?"

Urya bergumam, mencari-cari Eva di mindanya. Mulai searching dalam otak: Strategi apa untuk menaklukkan hati Eva? 

Lelaki itu memahami titik-titik kelemahan wanita pertamanya itu. Bagai sebuah cermin, melihat Urya juga sebaliknya melihat Eva. 

Satu persatu ia mulai menscrol daftar solusi dalam otaknya, kemudian mulai membaca   satu  persatu yang muncul dalam pejewan pikirannya.


"Santai saja ya, Pak agar agak malam sampai di rumah, " kata Urya saat dalam Taxi. 

"Siap, Bos. Apa perlu muter-muter dulu?" Sopir taksi bandara itu tersenyum, memberi kode apakah ingin menginap di hotel terlebih dahulu. 

"Enggak, Pak Sopir. Ada-ada saja. Jalan atuh."




Selama perjalanan dari bandara Urya berpikir keras bagaimana caranya menaklukan hati Eva.
Jurus apa yang ampuh untuk meluluhkan wanita Sesatya Ing Reksa? Memutar otak , akal bulus'pun akan digunakanya. Seperti biasa wanita itu paling suka di bohongi.

Tidak percaya? Buktinya bersolek ia tanya, "aku udah cantik belum," kalau di jawab, "belum," pasti marah. Begitu dijawab cantik di bilangya gombal. Pokoknya laki-laki dihadapan wanita itu tidak ada benernya.

Alis dikerik melengkung kaya bulan sabit, emang pria suka sama alis wanita apa? Jawabanya tentu tidak sama sekali. Mau pakai baju mahal seperti apa aja, dilihat pria itu  bukan bajunya melainkan isi, tanpa sehelai benang.

"Pak turun sini saja!" pinta Urya pada sopir taxi bandara.

"Iya pak," jawab sopir itu. Selanjutnya mobil  berhenti. Sengaja ia memilih  berjalan kaki agar tidak di ketahui Eva nanti saat tiba di rumah.

Setelah membayarnya taxi itu pergi dan menghilang. Sementara Urya diam-diam masuk  kerumahnya tepat waktu itu jam 20:00 WIB malam. Mengendap-ngendap seperi maling, ia masuk dari belakang dengan mematikan sakral MCB listrik.

Sementara Eva mengetahui  mati lampu, segera  berjalan ke luar untuk melihat kenapa ada pemadaman listrik.

Bahkan  selama ini tidak pernah telat membayar lsitrik kok sering mati lampu. Kalau harga tarif listrik naik terus iya itu betul. Masak harus demo kalau sering mati lampu? Jawab.

Kebetulan kemarin ibu mertuanya sudah pulang karena ada urusan yang mendesak, Eva di rumah sendirian. Itulah kesempatan Urya untuk memperbaiki hubungan.

"Kenapa mati lampu ya?" Lebih pada bicara sendiri dengan tembok, perlahan langkah kakinya yang sengaja dihentakan dengan keras untuk melawan rasa takut.

Matanya tertuju ke luar jendela. Terlihat cahaya terang di rumah para tetangga. Eva menganggap itu cuma listriknya 'turun' saja. Setelah menyalakan listrik ia pun masuk ke dalam rumah dengan langsung mengunci pintu depan.

Tanpa rasa curiga Eva masuk kamar begitu saja. Kembali melemparkan tubuhnya di atas kasur yang membentuk cekungan meliuk mengikuti bentuk tubuhnya.

Berbeda dari hari biasanya, Eva terseret pada ingatan saat Urya membelai mesra, apalagi saat bibirnya menari-nari disekitaran leher? Sungguh makhluk betina mana yang tidak kelonjotan, terbang ke awan memabukkan.

Sekuat tenaga Eva tepis perasaan getir sekaligus rindu menggila itu. Hatinya belum bisa menerima pengkhianatan Urya. Semakin dilawan, Eva lagi dan lagi semakin limbung dalam rindu menggulung.

Eva menepuk dada,  lekukan bukit kembar semakin jelas tergambar oleh remasan jemarinya. Jauh dalam lubuk hati, Eva tidak kuasa berpisah atau mungkin muak pada Urya brengsek. Entahlah

Eva : Tetap Hidup Tanpa Kamu 

"Sangat tidak lucu, satu hal yang tidak pernah kubayangkan adalah tidak lagi menjalani hari-hari bersamamu. Tidak ada lagi kamu menjadikan tempat berbagi cerita. Tidak lagi aku mencarimu saat terbangun dari mimpi buruk. 

Aku benar-benar tidak tau membayangkan seperti apa jadinya nanti tanpamu. Tanpamu di sini, aku tidak sanggup menerka apa yang akan terjadi nanti. Sebab hari yang kujalani ini sudah terbiasa denganmu." 

Eva kemudian tersenyum dengan seluruh wajahnya, membinarkan kelembutan yang selalu bisa ditimba oleh Urya.

Tanpa disadari Eva, lelaki yang paling dibenci sekaligus bisa membuatnya sekarat sudah berada didalam kamar mengamatinya .

Apakah kedunya mampu mempertahankan cinta hingga titik darah penghabisan. Tetap bersama Eva menata masa depan meski itu harus hidup dalam keterasingan. Tidak peduli berapa banyak air mata yang tertumpah membanjiri bumi nantinya Urya sudah bertekad kuat untuk mengembalikan Eva dalam pelukanya. Apakah akan berhasil? Next 


Daftar Isi Novel 


Post a Comment for "Tetap Hidup Tanpamu, Bagian 19, Cinta Terlarang Ini Dosa Siapa? "