Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Mengarungi Sembilan Samudra, Rahasia Wanita Part 5, Love Young Mom

Young Mommy Love  Story Novel Online 

Cerita Cinta Rahasia Wanita kali tidak disangka sudah sampai part lima aja. Seperti biasa, sebelum membaca pantengin terus forum novel online agar tidak ketinggalan cerita uptode selanjutnya. 

Tanpa panjang lebar, langsung saja, cekidot! 

Love Story Young Mommy, Rahasia Wanita, Episode 5


Malam itu, bersama baru saja mengarungi sembilan  samudra  asmara. Baju  berceceran di lantai, aroma harum  khas melayang-layang di udara. Terbang tertiup kipas angin dan menerobos celah-celah jendela. Aku terkapar lemas setelah Bang Wildan mengantarkan ke puncak maha dahsyat.

Aku sempat heran, kenapa Bang Wildan sampai bercerai. Bukan hanya sekali, tapi tiga kali. Tiga istri itu sesuatu yang luar biasa.


"Bang?" tanyaku sembari membelai dada bidangnya.

"Hm?" Bang Wildan hanya menjawab singkat. Matanya terpejam, biasanya setelah memberi nafkah batin, dia akan tertidur nyenyak sampai pagi.



"Kenapa kok Abang cerai?"

Mendengar pertanyaanku, Bang Wildan membuka matanya. Tubuhnya menegang.

"Kan sudah Abang ceritakan dulu."
"Lupa, Bang."
"Ketiga istri Abang selingkuh. Buat apa mempertahankan istri yang berkhianat?"

Aku tercengang mendengarnya. "Hah? Masa, Bang?"

Kupandang wajah Bang Wildan yang berangsur santai, dia meremas pundakku.

"Buat apa Abang bohong?"
"Abang sudah tampan, pejantan tangguh, kenapa pula istri Abang ada selingkuh?"
"Entahlah, Abang juga nggak ngerti. Waktu Abang tanya mereka, rata-rata jawabannya sama yaitu nggak cocok sama Abang."
"Wah, aneh sekali, ya, Bang."
"Aku pengen ini adalah pernikahan terakhir Abang. Makanya akan Abang pertahankan sekuat tenaga. Jangan sampai berpisah lagi."


Aku mengecup pipi Bang Wildan. "Nggaklah, Bang. Aku juga nggak mau nyandang status janda. Oiya, Bang, apa Abang punya anak dari istri dulu?"


Bang Wildan menggeleng. "Belum punya, Dik."


Tangan Bang Wildan meraba perutku yang masih rata. "Makanya, Abang seneng Adik hamil anak Abang. Tentang masalah uang, jangan dipikirkan, ya. Biar Abang cari solusinya."


"Iya, Bang."

Aku mengeratkan pelukan. Tak lama, terdengar suara dengkuran halus Bang Wildan. Kubenahi selimut yang melorot agar kembali hangat.  Rugi sekali istri yang selingkuh itu. Mereka apa tidak melihat betapa sempurna tubuh Bang Wildan.

Bang Wildan rajin olahraga. Setiap pagi dia akan lari pagi. Setelah itu push up dan sit up membentuk otot tubuh. Dia juga rajin mengkonsumsi telur ayam kampung mentah setiap dua hari sekali. Staminanya bisa diacungi dua jompol. Tak heran dua bulan setelah mengenalnya, aku mau saja dijadikan pacar dan tak lama kemudian menjadi istrinya.

Awalnya aku tidak percaya saat Bang Wildan mengaku kalau duda. Lebih tidak percaya lagi kalau dia sudah duda tiga kali. Tapi karena hatiku sudah cocok, mau duda seratus kali pun tidak masalah.

Aku memang sesantai itu.

Drrt. Drrt.

Suara getar telepon di atas nakas membuyarkan perhatianku. Malas pakai baju, aku berdiri mengambil ponsel. Yuki menelepon.

"Tumben malem-malem telepon?" Aku bertanya pelan-pelan kepada Yuki.

"Kok bisik-bisik, Khay? Ada apa?"
"Abis ndayung sama Bang Wildan. Dia baru tidur ini. Bentar aku mau keluar dulu." Aku memungut daster tanpa lengan dan memakainya cepat-cepat. Ponsel kujepit di antar leher dan bahu kanan.

"Ngapain kamu, Khay?"
"Pakai daster."
"Kamu ngapain, Yuki? Apa Mas Rino keluar kota lagi?"
"Iya, tadi sore berangkat. Suntuk banget aku, Khay. Bentar aku alihkan ke vidio dulu."


Yuki mengganti telepon dengan vidio call. Aku menggeser gambar kamera dan kininterlihat wajah Yuki yang sedang santai di atas bantal. Wanita terkekeh melihatku.


"Wajahmu kusut amat, Khay?"
"Abis jambak-jambakan. Seru banget dah." Aku menyisir rambut sebahu dengan jari. "Pertarungan kali ini bikin kejet-kejet. Kamu sih ganggu aja, aku mau tidur kok malah teleponan sama kamu. Udah ah, aku besok mau kerja. Udah jam sebelas ini, Yuki."


Yuki terkekeh. Dia menutup bibirnya dengan jemari. "Hei mana Bang Wildan? Boleh aku lihat bentar?"
"Ngapain lihat Bang Wildan?"
"Penasaran sama wajahnya yang lagi tidur."
"Tetep cakep dong, suami Khaya gitu."
"Gak ada gambar hoaks."
"Ish gak percaya. Lihat saja. Noh."

Aku mengarahkan kamera ke arah Mas Wildan yang terlentang. Tubuhnya polos, hanya bagian tengah saja yang tertutup selimut.


"Udah, bentar aja." Aku kembali menatap wajah Yuki yang mupeng parah.

"Kamu beruntung banget, Khay. Punya suami tampan dan perhatian. Udah gitu langsung hamil lagi. Aku bener-bener iri sama kamu." Mata Yuki berkaca-kaca.




Aku melangkah keluar kamar dan duduk di ruang tamu. Kamar Mama sudah tertutup sedari tadi. Biasanya jam sembilan dia sudah tidur. Kalau lagi mood dia bisa nonton televisi sampai jam sebelas. Tapi jarang sekali. Mama lebih suka menghabiskan waktu malam di dalam kamar.

"Jangan sedih, Yuki. Kamu mau kuhibur? Aku barusan apal lagu dangdut terbaru."
"Males!"

Aku meneruskan ngobrol dengan Yuki sampai kantuk menyerang tanpa ampun.

🌹🌹🌹

Kehidupan itu tak bisa ditebak. Kata orang, menikah usia sebulan sampai enam bulan itu sedang manis-manisnya. Aku heran kenapa pernikahanku ini terasa biasa saja. Cintaku yang menggebu kepada Bang Wildan tertutupi dengan besarnya utang. Malam ini Bang Wildan terlihat kuyu. Bahu bidangnya melorot, tidak gagah seperti biasanya. Kebiasaaan pulang kerja selalu makan tak ia lakukan. Bang Wildan justru mengunci diri di dalam kamar.


Aku heran dengan kelakuannya. Sambil membawa teh hangat, aku menghampiri Bang Wildan yang sedang rebahan di atas kasur. Lengannya menutupi matanya. 


"Bang, ini tehnya diminum dulu." Aku meletakkan teh di atas nakas. "Abang kok terlihat kesal begitu ada apa? Kek orang dipecat dari kerja, Bang."


Tidak disangka, Bang Wildan duduk dan merengkuh pundakku. Matanya menatapku penuh harap. Entah harapan apa.




"Adek, jadi Adek sudah tahu?"

Aku bingung dengan pertanyaan Bang Wildan. "Tahu apa, Bang?"

"Itu tadi, tentang pemecatan kerja."
"Adek hanya bercanda, Bang."

Bang Wildan memegang pelipisnya. "Hari ini Abang di-PHK. Kantor Abang bangkrut karena ada pihak atas yang tersangkut korupsi milyaran rupiah."

Aku membelalakkan mata mendengarnya. "Apa? Abang dipecat?"

Kepalaku mendadak pusing, seolah gunung utang membebani pundakku sampai tak bisa bergerak.

Oh, bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan?


Bersambung

Penulis,  Novi Purwanti 



Wuah .... Aku khawatir dengan nasib Bang Wildan. Menuju ending, Gaes. Siapkan mental biar gak darting. Wkqkwwk.

Happy reading dan salam bahagia senantiasa.

Daftar Isi Novel 



Baca selengkapnya : INDEKS LINK 



Post a Comment for "Mengarungi Sembilan Samudra, Rahasia Wanita Part 5, Love Young Mom "