Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Menikahi Perawatan Kalimantan Berdarah Kuyang, Episode 4

Royal Princes Of Kuyang, Menikahi Perawan Kalimantan Berdarah Kuyang, Episode 4




Horor Misteri-  Suara tawa yang mengerikan membuat semua orang mengkirik. Satu per satu penduduk desa menyingkir dengan menyimpan rasa takut di hati, meninggalkan Diang yang terus tertawa yang menyayat-nyayat jiwa dalam kobaran api itu.

Aroma manusia panggang menyeruak ke udara. Semua binatang malam bersuara resah mencekam.

Hingga sebelum akhirnya membisu untuk selamanya. Tersisa suara gemeretik api yang masih membakar residu tubuh Diang Ama


Serangan Kuyang Mengamuk


Mencekam, kabar kuyang mengamuk membuat geger penduduk desa. Apakah itu dendam dari Diang Ama? Misteri belum terpecahkan. 

Rico beserta rombongan menganggap kematian Aldy disebabkan oleh binatang buas. Sedangkan warga menganggap Aldy meninggal akibat 'Kepuhunan' karena menolak makan dan minum waktu upacara 'Tewah'.  


Jasad Aldy segera dikirim  ke jawa untuk disemayamkan oleh pihak  keluarganya. Sebagai pengganti, perusahaan mengirim Agus. Expansi monokultur perkebunan kelapa sawit  terus dijalankan. 

"Gus selamat bergabung," sambut Rico.

"Ingih Pak," jawab laki-laki jawa klutuk itu dengan khidmad. Agus menyadari sebagai orang baru orang baru tentu harus menyesuikan diri di tanah orang. 

Agus masih ingat pesan dari keluarganya," Wong mertamu iku kudu Empan papan lan tepo sliro." Agus memahami kematian Aldy karena kesalahannya sendiri yang tidak bisa menghargai tradisi oran lain. 'Kepuhunan' artinya kejatuhan sial, itulah tradisi mereka.





Sementara di sisi lain tanpa disadari ada gadis cantik berkulit putih, mata seolah mengantuk dengan gunung kembar padat berisi yang diam-diam suka sama Rico. Delima Badiang namanya putri dari Antang Badiang sang penguasa ilmu hitam yang sakti mandraguna.


Ada yang unik antara Delima dan Antang ini. Bagi mereka yang belum mengenalnya, tentu akan menganggap seperti kakak 
beradik. Padahal mereka adalah anak dan ibu. 

Delima tidak mengikuti jejak ibunya. Bisa dikatakan kecantikan mamanya melebihi putrinya itu karena ilmu hitam yang dimiliki oleh Antang Badiang.


"Amak, jangan lagi memburu mereka," pinta gadis dayak cantik imut kaya marmut itu.

"Dasar anak bungol te. Kalian tidak mungkin bisa bersama. Dunia kita beda."

"Amak kan bisa makan ari-ari saja tanpa membunuh manusia. Atau di ganti saja dengan hewan. Seperti leluhur kita."


"Ya... Leluhur kita akhirnya dikhianati dan dibunuh oleh warga."

"Tidak Amak. Amun ja Antang Tao tidak meneror warga ia kadak akan tewas am."

"Delima. Kau masih muda, tidak tau bagaimana sakitnya dikhianati. Antang Tao sakit hati ditinggalkan oleh Amang Badiang. "

"Tidak Amak, Delima yakin Rico adalah laki-laki yang baik."

"Baiklah, kalau dia menyakitimu. Mida ada ampun buat sida pang ae. "

Bagaimana pun Antang sangat menyayangi Delima putri sewata wayangnya. Satu-satunya mutiara dan penyemangat hidupnya. 

Hanya luka demi luka yang terakumulasi dalam dirinya menggumpal menjadi dendam abadi dalam sukma. Luka dalam dada akibat dikhianati. 

Antang awalnya tidak membunuh manusia, ia hanya makan ari-ari bayi saja dan menghisap darah hewan. Akan tetapi dendam pada suaminya yang membuat dia seperti itu. Mungkin itu kutukan dari leluhurnya? Atau mungkin sebuah hukum langit yang susah dipahami.

Bisa di katakan dia dari garis keturunan Manusia dan Siluman dari masa lalu yang masih tersisa. Mungkin dia adalah mahkluk unik yang hampir punah untuk saat ini, dengan kenyataan warga kampung tidak ada yang mengetahui akan perihal tersebut.

Asal-Usul Leluhur Kuyang 


Dahulu kala ada manusia yang menikahi siluman yang menjelma menjadi manusia berparas cantik jelita. Bertahun-tahun mereka tinggal bersama hingga mempunyai anak tanpa mengetahui istrinya adalah siluman.


Pada suatu hari ia mendapat bininya memakan ikan mentah tanpa dibersihkan kotoranya dan juga menghisap darah hewan. Setelah mengetahui kenyataan pahit yang mengerikan itu sang suami meninggalkannya begitu saja.


Sementara sang istri yang masih mencintai suaminya mersasa sedih dan kecewa. Mau bagaimana lagi kenyataanya ia mempunyai anak dari manusia itu. Sementara anaknya selalu memanggil-manggil Abahnya mau tidak mau akhirnya siluman cantik itu terus mencari dan terus mencari suaminya kesana-sini namun tidak ditemukan juga.

Karena kesungguhan cintanya, Ia memohon pada Hyang Tatu agar diberikan kekuatan untuk bisa terbang supaya mudah mencari sang suami.

Karena kesungguhannya, akhirnya terkabulkan. Itulah asal usul Hantu kepala yang mereka menyebutnya Kuyang atau Palasit atau juga Pulung. Dan untuk menambah kekuatannya ia harus memakan ari-ari bayi atau mengisap darah kotoran wanita.

Gadis Menawan Kalimantan 


Demi putri semata wayangnya, Antang memutuskan berburu jauh dari desa dan kembali memakan ari-ari bayi atau mengisap darah kotoran wanita haid. Terkadang juga ia memangsa darah hewan sebagai gantinya.


Didalam bilik semedinya yang mana didalamnya ada berbagai sesaji mulai kain merah, sirih, tulang babi, kulit kukang beserta tulang belulangnya. Dinding-dindingya digantung kepala rusa bertantuk satu, tanduk tiga, tanduk lima, tanduk tuju dan tanduk sembilan dengan kekuatan alam ini rumahnya tidak akan bisa dibakar dia tidak mau bernasip seperti Diang Ama.

Tengah Malam genap bulan purnmama mati. Dia oleskan minyak bintang dileher melingkar sambil membakar tulang babi. Setelah dibaca mantra dengan mulut kumat kamit ia merasakan sakit yang luar biasa dan terlepaslah kepalanya dari raga, hanya jeroan dan usus yang masih menempel dengan darah yang menetes. Kepala itu terbang melesat seperti kilat.


Sementa di sisi lain, dari kejauhan nampak seorang remaja wanita yang baru saja membuang pembalut ditempat sampah.


"Udah malam, buang sini aja."

Gadis itu membuang pembalut kotoranya begitu saja dan langsung masuk ke rumah.

"Ada makanan segar," ucap Antang dan langsung ia mengisap darah kental hitam bau busuk dipembalut itu. Iya mengisapnya sampai habis dan melanjudkan perburuanya.

***

Pertemuan Rico dan Delima balai warga membuat pemuda kota tampan itu teringat terus akan gadis Dayak yang kecantikanya sungguh mempesona, perawan kalimantan yang menawan, cantik dan menarik, kulitnya putih seperti salju, wajah orentalis apa lagi saat bibir manisnya memangil, sungguh hati menggigil.

"Ric apa srategi kita untuk mengkelabuhi warga?" tanya Rahman sedikit menekan. Rico masih saja melamun memikirkan Delima, pikiranya bermain dalam khayala sendiri entah kemana .


"Ric!!"

Bentak Rahman dengan hati dongkol.

"Ya, ada apa?"
"Apa rencana kita selanjutnya?"
"Entahlah, kita coba lagi bujuk warga."
"Jangan bilang kamu suka dengan gadis yang kemarin kita ketemu. Ingat kamu sudah bertunangan."

"Iya... Iya... Gua tau."

Tanpa diketahui oleh Rico dan Agus ternyata Rahman juga mendekati teman Delima ya itu Yensi begitu juga dengan Agus yang tertarik dengan Cencen. Ketiga pemuda itu sedang dimabuk asmara, mereka jatuh cinta dengan perawan kalimantan.

"Bos, hati-hati jangan sampai kena jipen atau jujuran," ingatkan Agus serius


Di kalimantan jika ada pemuda pemudi berduaan di tempat sepi bisa terkena hukum adat. Jika ingin bicara atau ngobrol harus ditempat umum atau dilihat orang banyak.





Genap purnama mati di hutan yang sunyi sepi, terdengar jelas suara lolongan anjing malam kelam dalam suram tenggelam. Bercumbu rayu iblis kematian dalam dendam yang membara. Dendam itu makin lama makin membara. Sakit hati ini makin menjerit, hanya buah hatinya yang membuat Antang bertahan.

Di ujung kampung terdengar tangisan bayi baru lahir.

"Makananku telah tiba."

Antang melesat secepat kilat seperti bola api menyala-nyala terbang dengan cahaya terang tengah malam.

****

Angin berhembus lirih menerpa daun dan ranting, riuh gaduh pecah dari dalam hutan. Malam menampakan sisi seram berselimut kabut tenggelam dalam riuh suara dari hutan. Gaduh gemuruh pecah oleh tangisan menyayat jiwa.

Dari jauh nampak seorang pria yang menanti kelahiran sang buah hati. Cayaha pelita nampak samarkan wajahnya yang tertiup angin dingin. Dalam hati pria itu merasakan suasana janggal dan aneh malam ini. Angin membuat seisi rumah tertidur lelap tanpa sadar. Antang Badiang menyirep seluruh penghuni rumah.


Sang ibu dan dukun bayi itu'pun tertidur. Antang dengan leluasa memangsa ari-ari bayi dengan rakus. Giginya tajam menghuncam mencabik-cabik makanan faforitnya itu. Lidahnya menyulut menjilati cairan bercambur darah. Bau amisnya membuat nafsu maknanya semakin rakus.

"Malam ini cukup mengembangkan ku untuk satu pekan," ucap Antang dengan mulutnya yang penuh dengan darah dan air liur. Setelah kenyang ia pun pulang dengan bangga dan bahagia karena rasa laparnya telah hilang untuk sesaat.

Antang Badiang terkadang tidak menunggu bayi lahir untuk dimangsanya. Ia mampu mengambil bayi yang masih dalam kandungan.

Dalam wujud manusia ia sering berpura-pura menjadi penjual sayur dan ketika bertemu dengan ibu hamil ia hanya perlu mengusapnya sebagi tanda untuk dimangsanya nanti.


Pria dan seisi rumah itu bangun dengan mendapati ari-ari bayinya hilang mengerikan. Terlihat darah dimana-mana seperti habis dimakan kucing atau anjing. Geger seketika melihat bayinya kini sudah tak bernyawa. Seluruh kampung gempar sekaligus semakin mencekam.

***

Pagi hari yang cerah mentari di desa Ayawan mentari menyapa manja menyinari rumah-rumah panggung yang berjajar dengan nyanyian burung merkicau merdu. Rico menemui Delima dan bercengkerama menggoda.

"Apa kabar hari ini?"

Sapa Rico menggoda pada suatu pagi yang cerah.

"Baik.. Dan kamu sendiri?" jawab balik tanya Delima dengan malu-malu kucing. Sementara di sisi lain Antang selalu mengawasi putrinya dari kejauhan dengan kekuatan penglihatanya.

Rico dan Delima semakin hari semakin dekat. Cintanya bersambut lembut merkah mewangi walaupun di balik semua itu ada duri yang siap melukainya. Bagaimana tidak Rico sudah mempunyai tunangan di Jakarta. Apa jadinya jika Delima tau?

Sementara  dilain pihak ada Rahman yang menjadi musuh dalam selimut. Ia menginginkan Rico di pecat dari perusahaan. 

Rahman  membuat berbagai siasat untuk menghancurkan Rico, rapi, sistematis dan tersembunyi. 

"Kamu betah tinggal disini?"  Mengurai begitu saja dari bibir tipis manis Delima sebuah pertanyaan untuk mengawali percakapan. Sorot matanya berbinar. 


"Betah gak betah, tapi bener disini tempatnya istimewa. Walau sedikit misterius." Rico  menatap balik bola mata Delima yang begitu indah, membuatnya tenggelam dalam pandangan itu, ingin berenang disana. 


"Istimewanya apa? Misteriusnya apa?"  Delima ketus, hatinya dag dig dug bergetar berantakan  melihat tatapan laki-laki gagah asal ibu kota nan yang sedang tampan rupawan.

"Kamu... "
"Maksutnya?"


Delima sedikit takut jika yang maksud Rico adalah misteri keluarganya, tentang wanita berdarah Kuyang. 

"Kamu... iya kamu misteri hatiku," goda Rico puas. 
"Maksudnya?
"Hantu..."
"Apa.. Maksudnya Ric?"  Delima semakin takut jika-jika rahasianya terbongkar

"Hantu kepala...." Riko menjawab serius, memandang menginterogasi. 

" Apa?" Mungkinkah Rico mengetahui segalanya, Delima bertanya-tanya dalam hati. Mata melotot dengan degup jantung yang semakin kencang. Saking kencangnya hingga seperti genderang mau perang.

"Maksudnya kamu yang selalu menghantuiku di kepalaku. Entah mengapa kamu selalu hadir dalam pikiranku. Makan tak enak tidur tak nyenyak," goda Rico lagi manja.


"Ah kamu modus, alias gombal. Di jakarta pan banyak cewek-cewek yang lebih cantik. Mana mungkin kamu mau sama orang hutan seperti aku?"

"Benar kalau orang hutan aku memang gak mau."

"Nah 'kan,  ngaku?"
"Iya siapa juga yang mau sama orangutan, kalau sama kamu saya mau banget."
"Bohong?"
"Benar, aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Apa kamu mau menikah denganku?"

Tantang Riko serius dengan memegang tangan Delima. Sorot mata kedua insan itu saling berpagut, mengalirkan rasa misterius yang mampu menimbulkan efek samping gangguan psikologis tersebut rindu. 

Harum nafas menderu semerbak merusak saraf otak. Ingin rasanya Rico seger melumat bibir cemokot merekah itu. Menari bersama di sana. 



Delima bahagia berbalut takut. Mungkinkah Rico bisa menerima dia apa adanya jika tau bahwa dia anak kuyang?

Delima diam seribu bahasa hatinya tidak tau harus berkata apa. Ia hanya mengangguk, tanda menerima perasaan Rico. Semendadak angin semuanya begitu menakjubkan, memabukkan dan hanya nampak keindahan semata. 


Menikahi Perawan Kalimantan 


Waktu terus melaju seperti biasanya. Hari berganti hari, minggu berganti minggu hubungan Rico dan Delima semakin dekat. Setelah menentukan waktu dan mengikuti segala tradisi, mereka akhirnya menikah. 


Rico menyembunyikan sesuatu untuk mengelabui istrinya. Delima dijadikan alat oleh Rico untuk mendapat hati dan dukungan masyarakat setempat. Hanya satu tujuannya, misi membebaskan lahan perkebunan kelapa sawit.

Rencana Rico begitu sempurna, sistematis dan terukur. Sekali mendayung, dua, tiga pulau terlampaui. Mendapatkan istri cantik, perawan pula dan pekerjaannya sukses, benarkah?



Antang bahagia dengan  pernikahan putrinya. Berharap Delima  tidak mengalami nasib seperti  Antang dan leluhurnya, dikhianati oleh orang yang paling dicintai.

Ritual  pernikahan mereka menggunakan adat setempat. Setelah Rico memberikan 'jujuran' dan mas kimpoi pernikahan dilakukan dengan cukup meriah lagi khidmat. Warga turut bahagia dengan pernikahan mereka. 

Delima merasa hidupnya sempurna, menikah dengan lelaki tampan dan mapan. Berpendidikan modern dan juga seorang Bos dari perusahaan ternama. 

Makhluk betina mana di atas bumi yang tidak bahagia memiliki suami seperti Rico? Kebahagiaan itu terlihat jelas di wajah Delima 

Bunga-bunga berseri indah dihati.
Burung -burung menari menyambut mentari pagi.

Pernikahan yang didambakan akhirnya menjadi kenyataan.
Hari itu, hari yang indah penuh kebahagiaan.

"Rico malam ini aku milikmu, kuserahkan jiwa dan ragaku hanya untukmu. Akankah kamu   mencintaku apa adanya?"

Delima merebahkan tubuhnya terlentang, menantang Rico untuk melucuti segala benang yang menempel. Tidak ada ranjang pengantin seperti di hotel berbintang atau apartemen. Adanya lantai lamin rumah panggung. 

"Sayang... Aku tidak akan berhenti mencintamu walau musim telah berganti walau dihalaman yang berbeda hingga di ujung Senja."

Rico mendekat ke atas tikar anyaman sebagai ranjang pengantin. Berbagai macam suara hewan menjadi alunan musik pengantar malam pertama pengantin. 


Berhari-hari, berminggu-minggu lamanya  Delima  menunggu saat yang mendebarkan ini. Dengan segala perasaan, ia membiarkan dirinya seperti bayi dewasa  yang baru lahir ke bumi. 

Polos, putih lukisan maha karya Hyang Tatu begitu indah memabukkan. Delima mebuka perlahan bibirnya.

Detak jantung Rico sudah berantakan, porak-poranda tidak terkendali. Ia kecup bibir yang merah ranum lagi  basah. Hisap lembut dan sayang, ia tumpahkan seluruh kerinduannya di rongga mulut yang harum semerbak mempesona itu. Ia lumat dalam-dalam semanis buah lemat itu. 

Delima memejamkan matanya, mendesah dan mengerang, membiarkan dirinya hanyut dibawa larut oleh gejolak perasaan suaminya. 


Benar-benar memabukkan, lebih memabukkan dari pada baram atau arak yang ada dimuka bumi ini. Segalanya hanyut seperti aliran anak sungai, Rico mengungkung Delima, mencecapi kening bidadari asal  hutan boerneo. 


Delima  menyerahkan segalanya. Tidak akan  lagi ada yang mampu menahan dirinya. Perjalanan melintasi sembilan samudera asmara dimulai.

Istri mana yang tidak kelonjotan saat lidah menari-nari disekitaran leher? Hutan yang sama sekali belum terjamah itu sudah banjir, hanya tidak bandang. 

Terus berjalan naik-turun bukit, berkali-kali, tanpa henti membuat Delima seperti orang yang kesurupan, menghamburkan desahan panjang dari bibir semanis buah lemat. 

Delima menjambak rambut suaminya ketika tiba di hutan kerantungan yang tertata rapi itu. Seperti ada hujan badai disertai petir, menyambar-nyambar di depan gua surga loka. 

Saking dahsyatnya sambaran itu membuat tubuh Delima meliuk-liuk seperti cacing kepanasan. Gemetar dan banjir tidak bandang terjadi untuk kedua kalinya. 

Keringat harum khas ikan sungai menyeruak ke udara. Membius saraf dalam minda, nikmat belaka. Tanpa sepenuhnya sadar, Delima kini  merangkul leher Rico, menariknya lebih dekat lagi ke untuk menikmati manis buah lemat, bibirnya lagi. 

Rico  dengan leluasa bisa melumat bibir yang menggemaskan itu. Nafas keduanya pun dengan cepat berubah memburu menderu.

“Oooh.. Rico,” desah Delima  ketika suaminya  mengangkat mukanya untuk mengambil nafas,
“Kamu milikku. Apapun yang terjadi, kamu tidak akan aku lepaskan hingga ke ujung neraka sekalipun."

Delima gantian menindas Rico, seperti seoekor beruk menemukan buah pisang hutan, begitu rakus dihabisinya tanpa ampun, dihabisi bukan mati justru semakin hidup. 

Pejantan mana yang sanggup menahan diri saat kebanggaannya diobrak-abrik? Basah, menyembur untuk pertama kalinya. 


Madu segar dari hutan dan rebusan air akar pasak bumi, membuat Rico seolah mendapatkan energi tidak terhingga. 

"Apa kamu sudah siap?"
"Belum....Jangan...Apa yang akan kamu lakukan?"

Rico  tidak membalas pertanyaan itu.  Ia langsung menciumi lagi bibir semanis buah lemat. Tidak hanya bibir itu yang diciuminya. Juga ujung hidung Delima ia ciumi, kelopak matanya ia ciumi, dahinya ia ciumi, kedua pipinya ia ciumi… seluruh muka bidadari yang mempesona itu tidak hentinya ia ciumi. 

"Beneran belum...Jangan...?"
"Bujum am. Kada yaku ngerompot lawan ikau te."
"Apa artinya sayang?"

Delima tertawa manja menggoda suaminya. 

"Artinya belum boleh berhenti...jangan hentikan...." Delima membohongi suaminya dengan jujur atas pertanyaan sebelumnya. 

Rico tidak mau ambil pusing dan .... suara desahan panjang memenuhi bilik rumah panggung itu. 

 
Betapa nikmat rasanya pasak bumi tertancap kokoh di hutan rimba raya. Mengalir merah suci kental seperti anak sungai, hanyut dalam kenikmatan semata… betapa melenakannya … betapa membirahikannya.


Malam pertama begitu  berhgairah. Dimana surga dunia menjadi nyata. Deru nafas menyatu dalam kecup hangat, berpeluk hasrat membara dalam cinta menyapa. Terbang melayang diatas awan kebahagiaan. 

Setiap tetesan keringat malam menjadi embun menyejukan jiwa. Darah mengalir berdesir seirama senada nafas cinta. 

Oh indahnya purnama malam itu. Raga bergeliat saling menyatu dalam cinta berselimut rindu menyala beralaskan hasrat jiwa membara....


Kesucian darah siluman Kuyang dalam tubuh Delima kini ternodai oleh orang asing. Sebuah noda untuk memurnikan Delima menjadi manusia biasa. 

Siapakah yang akan menang, Rico atau Delima? Perkerumulan dua raga itu menjadi pertarungan. Apa yang akan terjadi? Next 


Daftar Isi Novel Princes Of Kuyang 


 Baca selengkapnya:  INDEKS LINK 


Selamat membaca dan jangan lupa bahagia. Belajar Bersama Bisa dan Terimakasih 

Post a Comment for " Menikahi Perawatan Kalimantan Berdarah Kuyang, Episode 4 "