Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Honymoon Pangandaran Membara, Bagian 35, Cinta Terlarang Mama Muda, Episode 35

Pangandaran Membara, Episode 35, Novel Cinta Terlarang Ini Dosa Siapa?



Honymoon di Pangandaran 

Gina masih melihat hamparan pasir putih kecoklatan nan landai-landai dengan bias sinar surya terpantul dengan air laut yang jernih dan bergelombang halus. Serta hembusan udara segar membelai manja menyapu rambutnya yang terjatuh menutupi wajah.

"Neng suka?" 
Sebuah nada manja dari suara yang membuatnya menoleh pada Bayu. Suaminya nampak menawan dengan pakaian santai.

Semburat senyum mengembang Gina lemparkan dengan anggukan kecil pada suami Bayu. Siapa sih tidak suka berlibur di pantai Pangandaran? Pantai yang pernah ditasbihkan sebagai pantai terbaik di pulau jawa.

Sebenarnya sih bukan masalah pantainya! Namun karena bisa bulan madu diatas awan bersama orang yang paling kita cinta. Bayu satu-satunya laki-laki yang mampu menghidukan suasana hati Gina selama ini telah lama terbuang di persimpangan jalan.

Semenjak menikah, sepertinya Bayu terkena sindrom perangko yang menempel terus pada Gina, Neng gelis asal pasundan.

Ah bukan.... Justru Gina yang selalu menempel pada Bayu, sedetikpun rasanya tidak ingin jauh dari suaminya, ia benar-benar tidak berdaya.



"Neng gak istrirahat dulu, gitu?" Bayu berbisik ditelinga Gina, suara mesra membuatnya begetar hingga kepalung-palung jiwa terdalam.

"Udah di tempat seindah ini, masa istirahat, Aa? Jajalan-jalan yuk," pinta Gina mencebik manja.

Sejak tiba pangandaran dan setelah chek in, mereka hanya menikmati keindahan pantai pangandaran di beranda hotel. Gina masih menyandarkan kepalanya dibahu kekar suaminya dan sesekali Bayu hanya memciumi puncak rambut bidadarinya itu. 

"Aa Bayu adalah pemandangan terindah bagiku!" Gina entah mengapa tanpa sadar bibirnya begitu mudah menguarai kata-kata termanis, semestinya seorang prialah yang mengucapkan itu.

"Kenapa Aa seolah pernah mengalami hal ini ya?" Sebuah tanya yang membuyarkan moment romantis kebersamaan mereka.

Pesan Mama pada Gina Aulia 


Moment romantis membawa ingatan Gina kembaki terjebur pada pesan mamanya.


"Aku tau semuanya, Neng ... " Wanita itu menghentikan kata-katanya.
"Maksud mama?"
"Mama tau pekerjaanmu selama ini!"
"Maksud mama?"
"Mama tau pekerjaanmu selama ini!" Seru Mamanya bagai petir menyambar. "Karna itu, jangan khianati suamimu," imbuhnya.
"Iya, Ma. Gina sayang banget ama Aa Bayu. Gina gak mau kembali ke jurang nista itu lagi. Gina janji, Ma."

Tangispun pecah, keduanya berpelukan. Antara bahagia dan sedih melebur menjadi satu. Gina sudah berjanji dengan mamanya akan menjadi istri terbaik, hanya akan mengabdi pada Bayu seumur hidup.


"Kenapa disaat terindah seperti ini, ingatan masa lalunya selalu hadir? Sakit rasanya jika suami yang paling aku cinta ternyata belum juga move one. Apakah wanita jalang sepertiku tidak boleh bahagia? Jawab."

Menabah-nabahkan hati, Gina berusaha tabah menghadapi kenyataan dengan apapun yang dipilihnya.

"Kita kan memang pernah seperi ini dulu, Aa. Apa Aa Bayu sudah mulai ingat kenangan kita?"
Gina kembali pura-pura dengan tatapan kosong.

"Entahlah, Neng. Aa lupa. Tapi bayangan-bayangan itu selalu muncul dalam otak Aa,"
katanya dengan tangan memegangi kening. Terlihat jelas dalam wajah Bayu menyimpan sejuta pertanyaan.

"Aa menyesal menikah dengan, Neng?" Gina merajuk, takut kehilangan.

Bayu hanya tersenyum kecil sebelum berkata, "Iya menyesal... Menyesal kenapa gak dari dulu Aa ketemu Neng dan kita menikah?" tegasnya menggoda.

"Ahkh... Gombal. Emang Aa jago merayu," balas Gina manja lanjut memeluknya. Semerbak harum tubuh Bayu memedar dalam saraf otak Gina, semakin sayang lagi cinta.

Bayu membalas pelukan sembari jemarinya menari mengusap mesra punggung Gina dengan lembut. Lagi dan lagi, detak jantung Gina berdetak lebih kencang hingga terdengar olehnya,

"Pelukan Neng, membuat hati Aa begitu tenang, begitu tentram. Makasih ya Neng, udah rela jadi istriku."

"Benar itu Aa?" Belum selesai Gina menggoda, Bayu membalas pertanyaan itu dengan membopong istrinya kedalam kamar hotel. Gagal sudah sore itu ingin menyusuri pantai Pangandaran.

"Sabar sayang sebentar lagi akan Aa buat Neng mengerang." Bayu menatapnya, kelakuan saat seperti Urya kembali kumat, penakluk wanita.

Kedua mata Gina membelalak, ngeri juga membayangkan suaminya yang sudah tidak sabar.

"Jangan....!" Seru Gina melihat suaminya melepas semua kain pembungkus, melayang dan tergeletak sembarangan di atas lantai. "Jangan hentikan Aa," imbuhnya.

Bayu mencekal lengan Gina dan keduanya bergelut di atas ranjang. Gina mendesah dan pura-pura melepaskan cekalan Bayu, biar seru.

Sengaja wanita asal Bandung itu membuat Bayu harus berusaha keras untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

"Yakin Neng gak mau?" bisik Bayu saat bibirnya menyusuri leher istrinya.

"Gak mau ah... Gak mau nolak maksudnya Aa."

Pengalaman Gina membuat permainan semakin aktraktif, juga menggemaskan.

Gina Aulia : Aku Menyukai Kebebasan


Seperti halnya menyukai hujan, aku menyukai kebebasan. Terbang membumbung tinggi di atas awan. Bersama mendung, angin bahkan juga badai.

Musim kemarau, aku tidak suka, tersebab segala sesuatunya bisa menjadi bencana. Panas membakar dan juga gersang.

Perjalanan hidup seperti musim hujan dan musim kemarau, suka dan benci silih berganti, bahagia dan sedih saling mengiringi.

Seperti halnya pagi, aku menyukai diri sendiri. Ramai dalam sepi, memotivasi diri sendiri dan suka-suka hati. Bersama embun pagi dan cahaya mentari menyapa manja dengan ditemani kekasih hati.

Sendiakala merona, aku tidak suka senja. Segala sesuatunya terpenjara dalam minda. Berbagai kenangan jahat kerap datang tidak tau diri, membunuh waktu, mencipta gundah gulana.

Demikian senja terkadang seperti kenangan yang menjelma menjadi katana tajam menusuk jantung, mengoyak jiwa. Menyebalkan

Pagi dan senja silih berganti kadang mendatangkan rindu mengharu biru. Hari ini aku seorang istri, memiliki suami hidupku terasa sempurna.

Apa yang sudah terjadi pada masa lalu tidak bisa dirubah, sementara masa depan selalu ada pilihan. Tidak perlu membandingkan, tersebab orang lain bukan kita.

Menjalani sebuah pernikahan, setiap pasangan punya cara berbeda dengan pasangan lainya, sudah barang pasti tidak bisa dipersamakan. Apalagi menginginkan cara yang sama.


Karena bisa jadi pertemuan jodoh suka bercanda tidak lucu sama sekali. Terkadang alam semesta juga ikut andil melakukan konspirasi.

Seperti halnya diriku, tidak akan pernah menduga bisa memiliki suami, menjalani kehidupan dengan kebahagiaan.


Teruntuk orang-orang yang pernah tersalah sepertiku diluar sana. Ingatlah perjalanan hidup tidak ada yang tau pasti akan baik-baik saja. Pun sebaliknya, tidak akan bisa memastikan akan buruk selamanya.

Jangan takut untuk bisa lebih baik walaupun jalan itu tidak mudah, hanya sebuah pilihan bukan untuk menyerah.


***
Perlahan Bayu menyentuh bibir Celine dengan bibirnya. Nafas wanita itu menyerbu mukanya, terasa semakin panas. Lalu, bibir cewek pasundan itu terbuka sedikit.

Bayu mengecupnya ringan, membiarkan masih ada jarak di antara kedua mulut mereka. Gina terdengar mendesah, gelisah.

Terasa amoi bandung itu menggeser tubuhnya semakin rapat ke tubuh Bayu.

"Aku memang tidak sebaik istri pertamanya Urya. Mungkin juga tidak punya tempat dihati Urya, tapi aku ingin menjadi yang terbaik untuk Aa Bayu," dalam hati Gina ingin melakukan yang terbaik sebagai seorang istri. 


Dibandingkan Alena yang seksi dan sintal atau Eva yang berdada ranum, Gina pastilah kalah. Dadanya tidak membusung, hanya membukit seadanya saja.

Walau begitu, jatung Urya yang namanya berganti Bayu bergetar juga, merasakan lengannya menekan dada Gina turun naik dengan cepat.

"Aku ingin melahirkan darah dagingmu, buah dari cintaku padamu. Aku sangat mencintaimu, Aa. Hanya kamu  hidupku," sekuat apapun Gina menabahkan hati, tetap saja ada perasaan takut.

Bagaimana jika ingatan Bayu kembali, apakah sebagai Urya bisa menerima Gina sebagai seorang istri atau akan tetap dianggap Celline peri malam, sampah peradaban? 

Gina kini merangkul leher Bayu dan sepertinya tidak sabar, ia menarik pria berhidung bangir itu sehingga bisa sepenuhnya terjalin pagutan, intim lagi mendalam.


Bayu membiarkan wanita asal Bandung itu mengulum bibirnya dengan desah yang semakin gelisah. Diam-diam Bayu gemetar juga, bagaimana detak dalam dada tidak berantakan?

"Bagaimana caraku membalas kebaikanmu , Angela. Kamu selalu melindungiku saat dilembah hina. Kamu selalu baik padaku, tapi aku justru mengkhianatimu dengan menikahi Bayu. Kamu tau bukan hubungan kita dulu itu salah? Maafkan aku, Angela," ada perasaan nyeri dalam dada Gina saat kenangan jahat masa lalu muncul, ia berusaha berdamai dengan diri sendiri. 

Lidah keduanya secara otomatis saling menari, memagut seperti dua ekor ular yang sedang bercengkrama.

Bayu sebenarnya masih ingin berlama-lama, menikmati gejolak jiwa, bermanja-manja dengan bidadari surganya, tetapi tampaknya Gina ingin lebih.

Apalagi kini satu kakinya sudah naik, menumpang di paha Bayu. Tangannya semakin kuat merengkuh leher lelaki itu. Nafasnya juga sudah semakin memburu.

***
Sejak kecil Gina mendapatkan kasih sayang berlimpah dari papanya. Apapun keinginannya selalu terpenuhi. Ia juga memiliki banyak teman dan sahabat. 



Fasilitas hidup mewah dan berlimpah, Gina tumbuh dewasa menjadi gadis manja. Malapetaka terjadi, siapa sangka papanya yang begitu baik dan melindungi keluarga ternyata melakukan hal tidak terduga. 

Sepandai apa papanya menyimpan rahasia, akhirnya terbongkar juga. Papanya terlibat sekandal kasus pencucian uang dengan para koruptor pemangku kekuasaan. 

Semua aset perusahaan dan surat berharga, disita negara. Bukan hanya itu, papanya meninggal dunia karena serangan jantung. Meninggalkan banyak hutang. 

Satu persatu Gina ditinggalkan oleh teman-temannya. Semua orang seolah membencinya. Jatuh tertiban tangga, mamanya yang tidak sangup melihat kenyataan jatuh sakit parah. 

Keadaan dan kondisi itu membuat Gina terjebak dalam lingkaran setan, dunia malam. Pernah suatu hari Gina ingin mengakhiri hidupnya sendiri, Angela yang menyelamatkannya. 

Angela satunya sahabat yang selalu memotivasi untuk tetap hidup di dunia. Angela yang tanpa letih mensuport dan membantunya melunasi semua hutang. Angela malaikat penolong bagi Gina. 

"Berapa kali aku minta maaf, aku memang tidak pantas dimaafkan. Tapi aku  akan tetap minta maaf."

Bulan bintang pun tau, hubungan antara Gina dan Angela tidak benar, akan tetapi ketulusan rasa mereka tidak bisa diragukan. Kini Gina menjadi istrinya Bayu, apakah akan bisa memperbaiki keadaan? 

**

Lalu, entah bagaimana mulanya, tangan Bayu telah menelusup ke balik lingire yang membungkus tubuh Gina. Kini telapak tangannya itu sudah mendaki bukit, berlari-lari. Kadang cepat, kadang melambat, meremas mengeras kenyal, tidak terkendali.

Amoi Bandung itu mengerang pelan, mulutnya semakin bersemangat menciumi Bayu. Nafasnya kini tersengal-sengal dan badannya gelisah bergerak kesana-kemari.

"Jangan tinggalkan aku, Aa. Please." Sebening tirta jatuh begitu membasahi pipinya. 

Gina dan Bayu begulat menyatu dalam api suci yang membakar segala kenangan jahat menjadi abu. Pantai Pangandaran ikut bergetar menyasikan tekad dunia anak manusia untuk memulai membangun peradaban. 


Tanpa kata-kata,  Bayu membalas pagutan Gina . Dihisapnya dalam-dalam, diemut-emutnya lidahnya itu yang sejak tadi menerobos masuk ke mulutnya....

Next

Daftar Isi Novel 

INDEKS LINK 


Selamat membaca dan jangan lupa bahagia. Jangan lupa ikuti episode selanjutnya. Belajar Bersama Bisa dan Terimakasih. 

Post a Comment for "Honymoon Pangandaran Membara, Bagian 35, Cinta Terlarang Mama Muda, Episode 35"