Selamat Jalan Mama, Cinta Terlarang Ini Dosa Siapa? Episode 40
Baca Gratis Novel Cinta Terlarang Ini Dosa Siapa?
Novel Cinta Terlarang- Gina Aulia menunduk, menyembunyikan api di matanya. Dadanya bergemuruh dan terasa ingin meledak. Mama, bisiknya dalam hati, mengapa begitu cepat pergi?
Bercucuran air matanya tidak sanggup terbendung lagi, memyimbahi hati yang kering-kerontang. Gina menghela nafas dengan tenaga tersisa memandang taman kembang di luar jendela.
Hujan di luar bagai ditumpahkan dari langit dan Gina sejenak memikirkan seorang wanita yang telah mengandung sembilan bulan sepuluh hari melahirkannya.
Apa aku sanggup hidup tanpamu, Mama? Keluh wanita itu dalam hati. Meningalkanya pada tempat yang berderang tetapi pekat oleh kegelapan dan kebimbangan.
Sesak dadanya, taman kembang membawa ingatan Gina pada masa menanjak remaja. Waktu itu ia berusia tujuh belas tahun, seperti kembang mekar menebar keharuman dan keindahan.
"Bunga saat mekar semua mata takjub memandangnya. Sementara saat gugur siapa yang peduli? Sungguhpun demikian harumnya akan dikenang juga."
Nasehat mamanya sebelum akhirnya badai menghantam. Satu kesalahan bukan hanya merengut papanya, menghancurkan keluarga dan kehidupannya. Gina terpaksa harus hidup melewati lembah kegelapan yang pekat dan kotor.
"Menangislah... menangislah jika itu bisa membuat Neng lega."
Gina menoleh pada Bayu, suami yang dinikahi dua tahun yang lalu. Melemparkan sedikit senyum layu.
Bayu memeluknya erat-erat lagi hangat. Ia tau kepedihan menyelimuti bidadari surganya itu. Hari ini adalah pemakaman mamanya.
"Aku turut berduka-cita. Sabar, kamu harus kuat. Mamamu juga seperti mamaku sendiri."
Bisik Angela yang baru saja tiba di pemakaman. Kedatangannya ke Bandung kali ini untuk memberikan dukungan pada Gina sekaligus mengobati rasa kangen dalam dadanya.
Mencintai dalam diam, bagi Angela melihat orang yang dicintai baik-baik saja sudah membuatnya cukup lega.
Merindukan Malaikat Tak Bersayap, Mama
Lembut tutur sapamu, indah pula senyum manismu, mampu menyembunyikan cabikan luka yang menganga. Lukisan luka di atas kanvas cintamu yang tak pernah kering, nampak tetap indah oleh hiasan bijak hatimu.
Setiap jengkal nadimu merendam darah kebahagiaan, kepedihan, ketegaran bahkan kelelahanpun ada. Penuh asa, tak menyerah. Perpeluhpun tak mengeluh, menggenggam tanganku dengan hangatnya kasih.
Semenjak kepergianmu, derai beningan tirta membasahi pipi tak terhitung. Terasa mentari bak tertutup awan gelap. Jiwapun tak berbintang.
Tidak kuasa aku menahan, tak percaya dengan yang kulihat. Kau terdiam tak bersuara, kau berbaring tidaak bergerak, ditengah lantunan ayat-ayat Allah. Berontakpun tak bisa mengubah. Ada yang hilang dalam hidupku, Mama.
Kini Kita telah terpisah, bukan karena jarak dan waktu. Kau tak bisa kugapai tak bisa pun kuraih.
Aku mengharu biru merindumu. Termenung sendiri mengingat canda tawamu, ingin sekali kubelai rambutmu, kuusap keningmu, serta kupijiti kakimu.
Mama, aku tak sekuat seperti yang pernah kau lihat, tak sepintar yang kau yakini. Aku lemah, Ma.
Aku mencintaimu, Mama. Tetap kokoh tak terganti. Merindumu tiada henti.... Alfatihah
Tiga Bulan Berikutnya, Menjelang Kelahiran
Bahagia berbercampur khawatir merambat memenuhi isi kepala Bayu yang sedang mondar-mandir memandangi lantai loby rumah sakit. Perasaan cemas berbalut suka cita bergejolak seperti air mendih karena sebentar lagi bidadari syurganya itu akan melahirkan.
Semerbak aroma rumah sakit memenuhi otaknya, mulai melayang bimbang tidak tau harus berbuat apa? Sebenarnya beberapa ingatanya sudah mulai kembali tiga bulan yang lalu. Hanya kejujuranya terpaksa harus terkunci seribu bahasa.
Bukan tanpa alasan Bayu hanya memilih diam meski mengetahui Gina Aulia bidadari surga ke tiga terberbohong mengubah namanya menjadi Bayu. Satu hal yang pasti dan ia rasakan bahwa cinta perempuan berdarah sunda itu tulus dan suci, tidak peduli dari masa lalu kelam.
"Bang Bayu!" ucap Angela sembari menepuk lembut pundaknya. Lamunnya buyar dan ia hanya menoleh senyum tipis pada perumpuan Minahasa itu.
Menggapai syurga bertiga di Surabaya nampak jelas visual dalam otak memenuhi minda. Dimana setiap inci raga Angel dan Celine yang ternyata bernama Gina sudah tidak asing baginya...
Kenangan Sepasang Bidadari
Angela tersenyum dalam hati … dasar pengusaha, selalu merasa segala sesuatunya bisa diatur. Tetapi gadis asal Minahasa itu tidak ingin membuat Urya kecewa.
“Apa iya sih, Aa?” Celine menyambut, membiarkan satu-satunya pria dalam kamar itu menikmati keindahan lukisan Maha Pecipta. Begitu polos, lukisan itu seperti anggur merah, sangat memabukan.
“Sudah mandi belum, Sayang?” Urya berbalik menatap Angela yang berdiri dibelakangnya.
“Cantik begini masa belum mandi, Bang?” balik Angela bertanya, pura-pura tidak paham dengan pertanyaan Urya.
Angela sengaja memainkan layangan, tarik ulur agar Urya tidak begitu udah mendapakat lukisan alam semesta itu..... Selengkapnya
Hukum polygami memang sudah final dan dibolehkan. Pertanyaanya adalah Urya belum mampu menjadi imam yang baik buat para istrinya, bukankah itu hanya akan berakhir pada penderitaan?
"Bang, temani Gina di dalam gi!" pinta Angela lembut.
"Iya," balasnya dengan suara parau. Jujur ada sedikit rasa takut menemani istrinya melahirkan.
"Abang pasti berani. Gina sangat membutuhkanmu, Bang."
"Baik. Makasih ya."
Sebenarnya tadi sudah ditanya sama perawat; berani tidak menemani istri? Jika tidak berani, Bayu diminta untuk keluar. Setelah mengumpulkan semua keberanian, laki-laki bertubuh jangkung itu masuk kembali menemani Gina yang sudah mulai menjerit kesakitan.
Melahirkan secara normal sudah menjadi pilihan Gina sendiri sedari awal ia hamil. Dulu, tuju tahun bersama Eva yang tidak kunjung hamil, Urya berharap mendapat malaikat kecil dari Alena namun justru Gina yang kini memberinya keturunan.
Menyambut Hadirnya Malaikat Kecil
Berkecibak kecemasan membentuk labirin dalam minda Gina, sekejap lenyap saat rasa sakit tidak terkira menjalar. Meski ringkih raganya dalam jihad antara hidup dan mati proses nikmat melahirkan tidak terhindarkan.
Terlihat jelas semburat cemas pada wajah Bayu yang memegang erat tangannya . Selang impus tertanam pada lengan Gina untuk menambah tenaga. Melompat-lompat tirta asin dari setiap pori-pori kulit tipis itu sebesar biji jangung berguguran bersamaan pekik teriak tertahan di rongga tengorokan.
Semakin kuat rasa sakit semakin menggila saat Gina merasakan sesuatu perlahan mendorong keluar dari dalam perutnya.
"Akh.... " Melolong Gina berteriak dengan nafas tersengal. Terengah-engah untuk beberapa saat hingga memaksa teriak lagi untuk entah beberapa kalinya.
Dukungan Bayu dan Angela membuat Gina bisa melewati proses melahirkan dengan normal. Sebuah perjalanan panjang dan senyap.
Gina tersadar dalam relung palung kalbu mengapa mamanya sangat sedih saat ia tersesat jalan pulang. Meski seperti mimpi, kini Gina menjadi seoarang perempuan bernama mama.
Beberapa saat setelah buah cinta mereka selesai dibersihkan lalu terbungkus kain lembut, Gina hanya terdiam seribu bahasa. Dengan tirta bening menyapa bahagia membasahi pipi ia mengumpulkan enegi yang tersisa.
"Iya Aa. Hidung dan matanya mirip Aa," balasnya lirih manja.
"Neng, makasih ya! Udah ngasih Aa malaikat kecil."
"Neng yang makasih ama Aa karena sudah memberi kehidupan baru buat Neng. Aa gak akan ninggalin Neng 'kan?"
"Gak sayangku, cantiku, manisku," balas Bayu dengan membelai mesra jemari lentik Gina, kemudian menggenggam erat tangannya.
"Ah.., Aa Bayu bohong?"
"Iya jujur. Cinta Aa ama Neng emang seujung kuku."
"Nah.. Iyakan, Aa gak cinta ama Neng?"
"Dengerin Aa dulu sampai selesai, Neng. Cinta Aa memang seujung kuku ama Neng. Namun, meski kecil akan selalu tumbuh sampai nyawa terpisah dengan raga," jelas Bayu merayu membuat hati Gina luluh malu...
Urya sudah berjanji; siapapun yang memberinya keturunan maka ia adalah rumah yang dia tuju. Meskipun sebenarnya Urya masih sangat merindukan istri pertamanya, tetap saja ia tidak berani menemuinya.
Entah bagaimana kabarna Eva dan Alena saat ini Bayu tak tau. Mungkinkah Eva sudah menikah lagi? Sedang Alena sudah mengkhianatinya dan tidak mungkin kembali padanya lagi. Lantas apa yang akan terjadi?
Daftar Isi Novel
Selamat membaca dan jangan lupa bahagia. Belajar Bersama Bisa dan Terimakasih
Post a Comment for "Selamat Jalan Mama, Cinta Terlarang Ini Dosa Siapa? Episode 40"
Disclaimer: Semua isi konten baik, teks, gambar dan vidio adalah tanggung jawab author sepenuhnya dan jika ada pihak-pihak yang merasa keberatan/dirugikan silahkan hubungi admin pada disclaimer untuk kami hapus.