Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Salah Asuhan, Bagian 31, Cinta Terlarang Ini Dosa Siapa Ini Dosa Siapa?

Baca Novel Online Cinta Terlarang Ini Dosa yang Bikin Baper 


Cinta Terlarang:  Taukah kamu apa itu misteri rasa dalam dada? Adalah setiap tetes air mata yang terkorbankan begitu berharga, prahara mengujinya, apakah menyerah menyaksikan perjuangan dan pengorbanan atau pupus ditengah perjalanan. Demikan terkadang sesemesta jika bercanda suka tidak lucu sama sekali.

Apa kamu bersedih saat nampak orang buta atau justru dirimu menyedihkan atas apa yang terjadi padamu? Tersebab hari itu kamu akan mengerti apa tujuan yang tersembunyi disetiap tepi dan sudut. Demikian kamu akan menysukuri kegelapan seperti mensyukuri cahaya.  

Bidadari  Salah Asuhan


“Tuhan … jaga dia saat aku bersama yang lain lagi,” jerit Urya melengking suaranya memecah malam, beriringan dengan guntur di langit. Tangannya mengepal, Urya berlari terhuyung dengan nafas terengah-engah.

Pandanganya mengabur, tidak hanya oleh curah hujan yang lebat, juga oleh remuk sesak dalam dada. Maka semakin terhuyung-sempoyongan lelaki beristri dua itu, semakin ke tengah jalan, semakin tidak terkendali.

Ia tidak sadar bahwa yang dijejaknya adalah jalan lurus di mana mobil bisa melaju 80 km perjam jika siang hari.

Mobil putih lembayung melaju terus, walau kini dengan kecepatan minimum. Sang sopir ngedu mel, ngo mel-ngo mel, men gump 4t tidak jelas. Ia melihat seseorang terhuyung tepat di depan. Dekat sekali! …. Sangat dekat!

“Awas!” Jerit melengking sopir.”Celaka!”

Sopir mobil memegang setir mobil sambil kaki kiri menekan pedal rem sedalam-dalamya dan membanting stir menghindari Urya .

Mobil oleng, terus meluncur ke arah Urya yang tidak tau ada apa didepanya. Tabra kan tidak dapat dihindarkan. Tubuh Urya membent ur tepian mobil yang sedang berputar melintir di atas aspal yang licin.

“Brak!!!” ….

Suara terdengar begitu jelas … Tubuh pria berhidung mancung itu terangkat sebelum akhirinya terpelanting ke aspal.

Sejenak Urya masih sempat melihat langit menumbahkan air ke bumi, lalu semendadak angin ia mencium bau aspal dan bau ami s dar ah. Sekejap dunia berputar-pusing mengaburkan pandangan … perlahan semuanya merayap gelap ….

Mobil cat putih lembayung itu bukannya berhenti, justru kembali melaju dan menghilang. Beruntung ada beberapa orang melihat peristiwa naas tersebut, tanpa ada mengomando, cepat sekali salah satu warga merengkuh Urya yang tergeletak di aspal. Dipangkunya kepala pria itu, darah mengalir dari keningnya yang sobek. Urya masih bernafas dan mengucap suatu tidak jelas.

Bapak setengah baya itu menempelkan kupingnya ke mulut Urya, mengingat-ingat apa yang dibisikan pria itu, beberapa saat kemudian kepalanya kini terkulai, darah mengalir membuat mukanya merah pekat.

“Apa dia meninggal?” Beberapa warga bertanya khawatir. Bapak itu menggeleng-gelengkan kepala ….






Tentang Kenangan Cinta Terlarang Menyakitkan


Torang Samua Basaudara, Manado. Disamping Bahu Mall dan Mega Mall, berjajar kafe, restoran dan warung makan yang melayani berbagai hidangan Manado, juga hidangan Indonesia lainnya seperti gado-gado, bakso (bakso), nasi goreng dan makanan laut.

Baca Juga Novel Online 



Mal ini terletak di Pierre Tendean Boulevard, merupakan landmark masyarakat setempat yang total panjangnya mencapi 4,1 kilometer. Dengan panjang demikian, kawasan ini adalah jalan terluas dan terpanjang di daerah pesisir.


"Aku sayang kamu!" Agela membelai mesra rambut seseorang didepanya itu, menghitung pucuk-pucuk rambutnya.
"I love you to," balas gadis cantik berkulit putih selembut kapas itu lirih.
“Bagaimana kabar Mamamu, Lin?”

“Kemarin baru ke luar dari rumah sakit, keadaanya sudah mulai membaik. Makasih untuk semuanya, ya.”  
“Makasih untuk apa?” Angela menghela nafas, menatap gadis itu tajam.

“Makasih untuk semuanya. Terutama pinjaman uangmu untuk melunasi hutang-hutang almarhum Papaku.” Tanpa terasa sebening tirta melesak, membasahi pipi gadis asal Bandung tersebut.

“Tidak Say. Aku yang seharusnya sangat berterimakasih. Kasih sayang Mamamu memberikanku kekuatan untuk tetap bernafas di atas bumi ini. Seandainya saja aku tidak mengenalmu, entah apa jadinya diriku.”

Angela memeluk  Celline. Ada kepedihan terpagut di sana, begitu sakit, pahit namun juga kekuatan untuk mencoba tetap bertahan. Seperti dua bibir merakah bunga saling tertaut, nikmat sekaligus menyakitkan. 

 


Pemandangan matahari terbenam mempesona di kawasan Boulevard. Tepat saat senja hari sabtu, kawasan bibir pantai itu mulai dipadati oleh pengunjung yang datang dari kabupaten di luar dan dalam Manado.


"Mbak 'jeruk minum jeruk' ya?" tanya salah satu pengunjung kepo melihat mereka bermesraan.
"Iya ... Kenapa emang?" jawab mereka serentak. Lalu tertawa bersama seolah tanpa penyesalan.
"Stok cowok di atas bumi ini masih banyak loh, Mbak. Apa enaknya 'jeruk minum jeruk?"
"Gak ah ... Co wo k cuma b1k1n sakit hati saja," jawab Angel jujur dengan sorot mata menyembunyikan sesuatu. 

Angel dulunya adalah gadis baik dan rajin beribadah sebelum akhirnya ke suci anya direnggut oleh mantan pacarnya. Mantannya tidak bertanggung jawab, habis manis sepah dibuang. Karena sering dikhiati para 'bu aya darat', membuat dirinya mengambil jalan yang salah.

Begitu juga dengan Celline, terlahir sebagai anak manja, sangat sayang pada mamanya. Terpaksa menja jalkan tubu hnya pada lelaki hidung bel ang untuk melunasi hutang dan mau tidak mau harus berpindah dari kota satu ke kota lainya agar selalu mendapat harga ting gi dari para kli enya.

Mereka bertemu tanpa sengaja karena senasib dan seperjuangan hingga benih cinta menyakitkan tumbuh merekah. Waktu terus berputar, pahit getir kehidupan mereka lalui bersama meskipun sejatinya Celline sangat mendambakan seoarang pria yang mampu meluluhkan hatinya dan menikahinya kelak.



Konspirasi Sandiwara Semesta


Malam itu perasaan Celline tidak tenang, seperi ada ikatan batin yang terhubung pada salah satu kliennya. Ini kali pertama dalam hidupnya mengalami keanehan. Baru enam hari mengenal Urya, entah mengapa ia seolah sudah sangat dekat bahkan saat sebelum dunia ini tercipta. Apakah Urya adalah pria yang dikirim semesta untuk membawa Celline kembali pada jalan yang seharusnya?


“Kemana Aa Urya? Sepagi ini belum juga balik ke hotel.”

Gadis dengan bibir merekah itu melirik smartphone, terlihat pukul 03 : 00 WIB pagi. Hujan mulai reda diluar sana.

Siapa Urya? Mengapa aku harus cemas? Mungkin saat ini dirinya sedang bersenang-senang dengan wanita lain, untuk apa aku mencemaskanya? Gak penting banget.”

Sudah tiga hari, perdebatan dalam kepala Celline juga belum selesai. Selalu terbayang-bayang tentang pria bermata tajam. Apalagi saat bi b1r pria itu menari-nari disekitaran leh er? Ia mend esah, melayang seolah tidak sadarkan diri.

Pelukannya hangat, menentramkan. Celline rasanya ingin selalu berlama-lama tidur di dada yang bidang itu. Bercerita hanya tentang ia dan dirinya. Memben amkan kepala pria itu dalam dad anya, memeluknya kuat-kuat lagi erat. Ia ingin membuat pria itu merasa seperti bayi kecil yang dininabobokan.

“Tidak … Tidak …. Tidak ….?  ....  Aa.”


Celline tidak sanggup melupakan saat hen ta ka n Urya yang membuat gempa dengan skala rikter, namun tidak bandang. Menjam bak rambutnya, menggi gi t bahunya hingga terkulai lemas.

“Menyebalkan. Apa aku sudah tidak waras? Kenapa jatuh cinta sesakit ini?”


Celline tidak sanggup lagi menahan kegelisahan hatinya. Ia memutuskan untuk keluar hotel mencari Urya, ada firasat buruk sepertinya yang terjadi.

Sejak keluar kamar hotel, mata Celline seperti burung elang, mengawasi dan mencari satu persatu ruangan, mulai dari kafe hingga di luar hotel, tidak juga nampak hidungnya Urya. Pikiranya semakin tidak karu-karuan.

“Iihh kemana sih, Aa?”

Celline mulai letih dan putus asa mencari klienya itu. Seperti ada magnet yang menarik pandangan matanya, tertuju pada kerumuanan tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini. Celline terus melangkah mendekat, lebih cepat .

“Apa yang terjadi, Pak?” Celline bertanya pada salah satu bapak-bapak, terdengar sirine ambulan mendekat.

“Oh itu, ada pria dita bra k mobil, Mbak. Kasian pria itu, tidak jelas identitasnya. Begitu juga yang na bra k sudah kabur,” jelas salah satu pemuda di situ.

“Tidak jelas identitasnya?”

Celline bergumam dalam hati, seperti disambar petir, gembelegar sakit. Ia ingat bahwa seluluh barang-barang Urya masih ada di hotel.

Celline menerobos kerumunan itu dan benar, terlihat Urya sudah bersi mbah dar ah. Kedua kaki Celline tidak sanggup menopang tubuhnya, jatuh lemas tidak bertenaga.

“Mbak kenal pria ini?” Salah satu petugas mendekati, mencoba mengkorek informasi.

“Dia suamiku, Pak.” Jawab Celline lirih, terpaksa berbohong atau memang berharap Urya akan menjadi suaminya? Ambulan tiba, Celline pingsan tidak sadarkan diri. Urya segera di bawa ke rumah sakit. Apa yang akan terjadi? Next


Jangan lupa baca cerita menarik lainya di forum cerpen, novel online atau story. Jika suka dengan karya-karya kami boleh berikan dukungannya.

Sahabat pembaca bijak meninggalkan jejak dan terimakasih. 

Daftar Isi Novel 


Spelengkapnya Pat 1 - 50     INDEK LINK 

2 comments for "Salah Asuhan, Bagian 31, Cinta Terlarang Ini Dosa Siapa Ini Dosa Siapa? "